BI Bali Dorong Mobilitas Konsumsi Masyarakat Melalui Inovasi Berbasis Digital

12 November 2020, 18:29 WIB

Web Seminar digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi
Bali bekerjasama Bank Central Asia (BCA) menyelenggarakan Web Seminar
Rabu (11/11/2020)/ist.

Denpasar – Bank Indonesia mendorong mobilitas konsumsi masyarakat
melalui inovasi-inovasi berbasis digital dalam upaya digital terutama
bagi UMKM dan pengusaha muda yang menjadi penopang ekonomi di era new normal.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho menyatakan hal
itu saat membuka Web Seminar digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia
(KPwBI) Provinsi Bali bekerjasama Bank Central Asia (BCA) menyelenggarakan Web
Seminar Rabu (11/11/2020).

Webinar dihadiri Executive Vice President of Transaction Banking Partnership
Solution Development Division BCA Welly Yandoko, General Manager Cellular
Word, selaku narasumber, Malika Jiwaji, Owner Mitos Kopi, selaku narasumber,
Kevin Cassius, Perwakilan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi dan Kabupaten
Se-Bali, Ketua Asosiasi dan lembaga UMKM Bali.

Trisno menyambut baik pelaksanaan webinar hari ini dengan tema: “Inovasi
Pemasaran Bisnis di Era New Normal” yang sangat relevan dengan kondisi ekonomi
saat ini.

“Ditengah pandemi ini, seluruh lapisan masyarakat terutama generasi milenial
harus mampu beradaptasi dengan tatanan hidup baru serta mampu menciptakan
inovasi-inovasi khususnya yang berbasis digital guna mendorong perekonomian
agar dapat bangkit kembali,” jelas Trisno.

Covid-19 telah menyebabkan perekonomian nasional mengalami kontraksi yang
dalam, hingga Tw 3 2020 pertumbuhan ekonomi nasional tercatat terkontraksi
hingga -3,49% (yoy).

Adapun Bali menjadi provinsi yang paling terdampak dengan adanya Covid-19 ini.

Selama tiga triwulan berturut-turut pada tahun 2020, perekonomian Bali terus
mengalami kontraksi. Tercatat pada Tw 3 perekonomian Bali terkontraksi hingga
-12,28% (yoy) akibat turunnya kinerja pariwisata.

Diperlukan upaya untuk mengembalikan kinerja perekonomian kembali dengan
mendorong mobilitas konsumsi masyarakat melalui inovasi-inovasi berbasis
digital terutama bagi UMKM dan pengusaha muda yang menjadi penopang ekonomi di
era new normal.

Semua tentu sepakat bahwa ada potensi yang muncul di tengah pandemi Covid-19.
Ditengah perlambatan ekonomi, ekonomi digital terus meningkat dan
diproyeksikan tetap akan terus tumbuh.

Potensi tersebut terlihat dari adanya peningkatan transaksi tanpa tatap muka
(digital payment) serta adanya peningkatan dari offline to online. Pada saat
ini seluruh generasi terutama generasi milenial sudah sangat akrab dengan
digitalisasi.

Sebut saja berbagai e-commerce lokal hingga mancanegara, aplikasi sosial
media, aplikasi jasa pembayaran, aplikasi ticketing, aplikasi hiburan,
aplikasi logistik, investasi, aplikasi virtual meeting hingga aplikasi jual
beli barang digital lainnya sudah sangat melekat di kalangan masyarakat saat
ini.

Penggunaannya pun terus meningkat, terutama di masa pandemi Covid-19 dimana
seluruh pihak berubah menjadi digital demi menjaga social distancing dan
physical distancing” kata Trisno Nugroho.

Di Indonesia, potensi digitalisasi sangatlah tinggi bahkan sebelum pandemi
Covid-19 terjadi.

Indonesia adalah pasar besar dan potensial untuk menyerap arus digitalisasi,
bahkan saat ini jumlah start up digital sudah sangat besar jumlahnya di
Indonesia mencapai 2.196 start up dan 5 diantaranya adalah unicorn.

Indonesia sendiri menurut riset Mckensi disebut sebagai the fastest growing
country in digital economy. Keberadaan start up digital tersebut diharapkan
dapat memberikan multiplier effect pada pertumbuhan usaha UMKM yang semakin go
digital.

Kata Trisno, adanya pandemi Covid-19 maka momen transformasi digital semakin
tidak terbendung dan tidak terhindarkan.

Di tengah turunnya kinerja ekonomi, pergeseran interaksi antar manusia yang
mengedepankan faktor cleanliness, healthy and safety, justru mempercepat
integrasi ekonomi berbasis digital di Indonesia secara luas.

Hal ini akan menyebabkan peningkatan kebutuhan transaksi tanpa tatap muka
berbasis online dan membutuhkan dukungan digital payment.

Bank Indonesia telah merespon digitalisasi sistem pembayaran sejak Agustus
2019 dengan melaunching QRIS (QR Code Indonesian Standard) dan kini mendapat
penghargaan dunia sebagai inovasi sistem pembayaran terbaik tahun 2020.

Wilayah Bali, per 6 November 2020, jumlah merchant yang sudah menerapkan
digitalisasi pembayaran berbasis QRIS di Provinsi Bali tercatat sebanyak
152.377 merchant, atau meningkat 499% bila dibandingkan dengan jumlah merchant
pada akhir tahun 2019 (ytd).

Ekspansi jumlah merchant tersebut mampu meningkatkan penggunaan transaksi
digital berbasis QRIS di masyarakat dengan jumlah transaksi lebih dari 60 ribu
transaksi dengan nominal mencapai Rp 11,93 miliar pada akhir Agustus 2020 di
mana 70% berasal dari transaksi pada usaha mikro, kecil dan menengah.

“Saat ini, wilayah Bali menjadi Provinsi ke-8 dengan jumlah merchant terbesar
di Indonesia dan hal ini saya yakini akan terus meningkat terutama dalam
tatanan hidup era baru saat ini,” imbuhnya.

Berita Lainnya

Terkini