![]() |
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho/Dok. Humas BI Bali |
Denpasar – Bank Indonesia melihat pertumbuhan positif diperkirakan akan
dimulai pada triwulan II 2021 sehingga secara keseluruhan tahun 2021
perekonomian diperkirakan tumbuh positif.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho juga melihat,
tren pemulihan ekonomi di Provinsi Bali pada Triwulan I tahun 2021 akan terus
berlanjut.
Implementasi vaksinasi dan sinergi kebijakan nasional & daerah mendorong
momentum perbaikan ekonomi Bali di tahun 2021. Optimisme konsumen dan pelaku
usaha seiring dengan pelaksanaan program vaksinasi yang berjalan ontrack
mendorong keberlanjutan perbaikan ekonomi di Provinsi Bali.
“Namun demikian, perbaikan tertahan oleh masih tingginya angka Covid-19 yang
menyebabkan pemerintah memberlakukan PPKM di Bali semenjak Januari 2021,”
ungkap Trisno dalam siaran pers, Rabu (5/5/2021).
Dia menyebutkan, triwulan I 2021 kembali melanjutkan tren perbaikan meskipun
masih mengalami kontraksi. “Kontraksi perekonomian merupakan pengaruh based
effect dimana pada bulan Januari dan Februari 2020 kondisi pariwisata masih
relatif normal,” tuturnya.
Namun demikian, kontraksi pertumbuhan ekonomi melandai dari -12,21% (yoy) pada
triwulan IV 2020 menjadi -9,85% (yoy) pada triwulan I 2021.
Dari sisi pengeluaran, melandainya kontraksi terutama bersumber dari
membaiknya kinerja investasi (konsumsi rumah tangga, serta ekspor dan impor.
Sementara itu konsumsi pemerintah masih tertahan oleh kendala teknis, yakni
penerapan sistem baru dalam pelaporan realisasi anggaran di daerah.
Dari 17 lapangan usaha (LU), 2 diantaranya tercatat tumbuh positif, yakni
Informasi dan Komunikasi (4,99% yoy) dan Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial
(0,31% yoy). Pertumbuhan positif sektor informasi & komunikasi tidak
terlepas dari perkembangan digitalisasi di masa pandemi.
Sejalan dengan hal tersebut, peningkatan kinerja jasa kesehatan juga tumbuh
positif seiring dengan implementasi vaksinasi, dimana realisasi vaksin di Bali
tercatat paling tinggi di Indonesia.
Melandainya kontraksi pertumbuhan terutama terjadi pada sektor akmamin dan
transportasi seiring meningkatnya kunjungan wisdom pada momen long weekend
(Imlek & Nyepi) serta berbagai kegiatan rakor nasional di Bali.
Kontraksi sektor konstruksi juga melandai seiring dengan berlanjutnya proyek
pemerintah dan swasta yang sempat tertunda pada tahun sebelumnya.
Optimisme terhadap pertumbuhan positif didukung oleh perkiraan tercapainya
target vaksinasi yang disertai dengan menurunnya kasus Covid 19 sehingga
mengembalikan aktivitas ekonomi di berbagai sektor, termasuk aktivitas
konsumsi, investasi, kinerja fiskal ekspor dan impor.
Sementara itu terkendalinya penanganan covid 19 menumbuhkan level of
confidence bagi wisatawan serta memungkinkan diselenggarakannya strategi
wisata Travel Corridor Arrangement (TCA) dan Meeting Incentives Conferences
Exhibition (MICE) di Bali.
Untuk mempercepat pemulihan kinerja perekonomian, prasyarat mutlak yang harus
dipenuhi adalah keberhasilan pemberian vaksinasi serta penerapan disiplin
protokol kesehatan Covid-19.
Selanjutnya kami merekomendasikan untuk dilakukan 5 langkah strategis
diantaranyab mendorong pelaku pariwisata untuk memperoleh sertifikat CHSE
untuk meyakinkan bahwa Bali siap menerima wisatawan.
Kemudianmendorong UMKM untuk on boarding sehingga memperluas pemasaran,
mempercepat realisasi belanja daerah dan mendorong sektor pertanian untuk
menerapkan GAP (Good Agriculture Practice), menggunakan teknologi digital
dalam berproduksi (digital farming).
Lesson learned dari pandemi Covid-19 kembali menegaskan pentingnya melakukan
transformasi ekonomi bagi provinsi Bali.
Ketergatungan pada sektor pariwisata telah meningkatkan kerentanan
perekonomian Bali,dimana secara historis kinerja perekonomian Bali mengalami
penurunan pada saat mengalami guncangan (Bom Bali I, Bom Bali II, Bencana
Gunung Agung).
“Untuk meningkatkan resiliensi perekonomian Bali, perlu pengembangan new
source growth engine, yakni pada sektor pertanian, industri kreatif, ekonomi
digital dan pendidikan,” tutupnya. (rhm)