Denpasar – Bank Indoenesia meminta meningkatnya permintaan bahan pangan dan BBM serta gas LPG menjelang hari raya keagamaan pada bulan Maret 2024 agar diwaspadai karena bisa mendorong kenaikan harga sehingga melahirkan inflasi.
Berdasarkan rilis BPS Provinsi Bali, perkembangan harga Provinsi Bali pada Februari 2024 tercatat inflasi sebesar 0,61% (mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar -0,09% (mtm) dan lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar 0,37% (mtm).
Secara tahunan, inflasi Provinsi Bali sebesar 2,98% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 2,75% (yoy), namun masih dalam rentang sasaran inflasi 2024 sebesar 2,5±1 %.
Siapkan 12 Ribu Bibit Cabai di Buleleng, Bank Indonesia Perkuat Ketahanan Pangan
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja mengungkapkan, pada Maret 2024, risiko yang perlu diwaspadai antara lain ketersediaan pasokan yang cukup
untuk bahan pangan dan bahan bakar (BBM dan gas LPG) di tengah meningkatnya permintaan
menjelang Hari Raya.
“Peningkatan permintaan canang sari juga berpotensi mendorong kenaikan harga,” sambung Erwin Soeriadimadja dalam keterangan tertulis Sabtu 2 Maret 2024.
Selanjutnya, terdapat kenaikan harga bawang putih di China yang berpotensi menyebabkan kenaikan harga bawang putih di tingkat konsumen.
Bank Indonesia Harapkan Wesbite PIKBS Lahirkan Persepsi Positif Investor Terhadap Sektor Unggulan di Bali