Gubenur Bali Wayan Koster, bersama Kpw Kantor Bank Indonesia Bali, Trisno Nugroho, saat mengikuti Rakor Pengendalian Inflasi di buka Presiden Djoko Widodo, secara Virtual/Dok. Humas Pemprov Bali |
Denpasar – Sampai bulan Juli tahun 2021 inflasi masih terjaga rendah sejalan dengan terjaganya ekspektasi inflasi dan stabilitas nilai tukar, belum kuatnya permintaan, serta ketersediaan pasokan.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan itu, saat Rakor Bank Indonesia bersama Kementerian/Lembaga tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat menyelenggarakan bertema Mendorong Peningkatan Peran UMKM Pangan Melalui Optimalisasi Digitalisasi untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Stabilitas Harga Pangan” Kamis 26 Agustus 2021.
Inflasi 2021 dan 2022 diprakirakan terjaga dalam kisaran sasarannya yaitu 3,0±1%, meskipun risiko kenaikan inflasi pada tahun 2022 perlu diantisipasi sejalan dengan kenaikan permintaan domestik dan harga komoditas dunia.
Dikatakan Perry, sSinergi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), disertai berbagai inovasi program pengendalian inflasi akan terus diperkuat untuk memastikan terjaganya stabilitas harga.
“Inflasi yang terjaga menjadi momentum memperkuat peran UMKM pangan dalam pemulihan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” katanya menegaskan.
Karenanya, peran UMKM perlu diperkuat dalam ekosistem ekonomi secara terintegrasidisertai adaptasi penggunaan teknologi digital yang diperluas guna mendukung pemulihan ekonomi dan stabilitas harga.
Transformasi untuk mendukung peran UMKM perlu terus dilakukan melalui pengembangan klasterisasi, peningkatan kapasitas, dan perluasan akses pembiayaan.
“Ke depan, transformasi digital UMKM diarahkan untuk terus meningkatkan daya saing, tidak hanya dalam mata rantai pasok lokal dan nasional, tetapi hingga mata rantai global, “ jelas Perry.
Gubenur Bali Wayan Koster, bersama Kpw Kantor Bank Indonesia Bali, Trisno Nugroho, saat mengikuti Rakor Pengendalian Inflasi di buka Presiden Djoko Widodo, secara Virtual
Acara dihadiri Presiden, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan RI, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua TPIP, jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju, pimpinan lembaga negara, Ketua Dewan Komisioner OJK, Gubernur dan Walikota/Bupati seluruh Indonesia.
Saat membuka Rakornas Pengendalian Inflasi 2021, Presiden Joko Widodo menekankan tiga hal penting kepada TPIP dan TPID untuk mendukung pemulihan ekonomi dan menjaga stabilitas harga.
Pertama, menjaga ketersediaan pasokan dan stabilitas harga, terutama barang kebutuhan pokok, dengan mengatasi kendala produksi dan distribusi yang ada di daerah.
Kedua, melanjutkan upaya yang tidak hanya fokus pada stabilitas harga tetapi juga proaktif mendorong sektor ekonomi yang tumbuh makin produktif.
Hal ini antara lain dilakukan dengan mendorong peningkatan produktivitas petani dan nelayan serta memperkuat sektor UMKM untuk bertahan dan naik kelas.
Ketiga, meningkatkan nilai tambah di sektor pertanian sehingga memiliki kontribusi besar menggerakkan pertumbuhan ekonomi.Untuk mendukung hal tersebut, kelembagaan petani harus diperkuat, akses pemasaran diperluas memanfaatkan teknologi termasuk platform digital.
Kemudian, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian dioptimalkan dengan mempercepat dan mempermudah penyalurannya termasuk menyesuaikan dengan karakteristik usaha pertanian, serta didukung pula dengan pendampingan yang intensif kepada pelaku usaha pertanian. (rhm)