BNPB Gunakan Pesawat Udara Tanpa Awak, Kaji Cepat Data saat Bencana

26 Oktober 2021, 21:14 WIB

AVvXsEgZRSU F5dhU38jjyicWaDzMtCz0dnd8j3dYatsmOkN5FaPE1lh5YNC 1BCiC3zFWR4 KNBl7zRjU3NUpqyh87lzSCMxz289tL7Od1YwvaDaa0x4VrqgTrJ6bt5ncSU QguNq mznOG7l1oyftb0hiPxZqhWHMlMlR8txp3pvDZvegUh6l JEV9Ck Jbg
Plt Kepala Pusdatinkom BNPB Abdul Muhari, Ph.D menyampaikan, menjadi
penting ketika informasi yang diperlukan cepat bisa diakomodir
BPBD setempat melalui pengoperasian wahana nirawak/Dok. BNPB

Semarang– Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)  gunakan Penggunaan Pesawat Udara Tanpa Awak untuk membantu dalam analisis dokumentasi berupa foto dan video kondisi dilapangan dengan cepat dan efisien.

Penggunaan peralatan itu bertujuan sebagai upaya untuk memperoleh data kaji cepat pada saat terjadi bencana terutama pada fase tanggap darurat.

Tentunya dengan informasi tambahan berupa titik koordinat lokasi kejadian menjadi salah satu data pendukung  yang dibutuhkan dalam mengambil kebijakan sebuah keputusan pada saat terjadi bencana.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Provinsi Jawa Tengah Safrudin menyampaikan dukungan dan apresiasi dengan diadakannya peningkatan kapasitas sebagai bentuk percepatan penanganan pada saat terjadi bencana.

“Dengan terselenggarakan pelatihan ini, kami berterima kasih dan mendukung kegiatan ini. dampaknya sangat besar sekali bagaimana kita dapat memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini untuk memberikan informasi dengan cepat, tepat dan akurat,” ujar Safrudin dikutip dari keterangan tertulis.

Dalam hal penanganan bencana, waktu terbaik dalam melakukan penyelamatan terhadap korban bencana yaitu 3 x 24 jam, dalam menjaga ‘golden time’ ini diperlukan informasi dampak dan lokasi kerusakan secara aktual.

Plt Kepala Pusdatinkom BNPB Abdul Muhari, Ph.D menyampaikan, menjadi penting ketika informasi yang diperlukan dengan cepat bisa diakomodir melalui BPBD setempat melalui pengoperasian wahana nirawak ini. Salah satunya bisa mengetahui cakupan daerah terdampak serta mengetahui berapa estimasi populasi di lokasi terdampak.
 
“Dengan pengoperasian wahana nirawak ini, kita tidak hanya tahu cakupan daerah terdampak, tetapi kita juga tahu estimasi beberapa populasi di daerah terdampak,” ujar Abdul Muhari.

Abdul Muhari menyampaikan, kegiatan ini juga menjadi salah satu peningkatan kapasitas petugas BPBD di tingkat kabupaten/kota se-Provinsi Jawa Tengah untuk melakukan penginderaan jauh dengan hasil informasi awal area mapping.

Selain itu menjadi salah satu peningkatan kapasitas ditingkat Kabupaten/Kota untuk bisa memberikan informasi awal, sebagai dasar utama peta operasi bersama, dasar utama pengerahan sumberdaya dan langkah mobilisasi yang dapat diambil.

Pengetahuan dan pemahaman aturan yang berlaku dalam menerbangkan wahana nirawak juga dibekali bagi para peserta.

Hal ini menjadi dasar sehingga pemanfaatan teknologi dalam kebencanaan menjadi optimal.

Pemahaman aturan dalam menggunakan drone sangat penting karena berkaitan dengan keamanan publik. 

Dalam hal perizinan sebelumnya dapat berkoordinasi dengan institusi yang berwenang dan unit pelayanan navigasi penerbangan untuk mendapatkan batas terbang yang diperbolehkan.  (Miftach Alifi)

Artikel Lainnya

Terkini