Kabarnusa.com – Ratusan situs berita dan media ssoial di
Indonesia ditengarai mengandung konten negatif atau mengarah faham dan
pemikiran radikalisme atau menebar teror sehingga harus mendapat
perhatian serius semua pihak.
Tahun ini, Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT) teleh mendeteksi ada sekira 300 situs
berita baik dalam dan luar negeri, diindikasikan mengarah pada paham
radikalisme dan terorisme.
Jumlah ini menurun dibanding
tahun 2014, situs berita atau media sosial lainnya yang mengandung
konten negatif seperti menebar teror atau kebencian.
Indikasi
itu, bisa dilihat dari informasi atau konten yang disajikan, banyak
mengandung unsur negatif, provokasi dan menebar kebencian dari agama
atau kelompok tertentu.
“Banyak konten disampaikan
seperti ajakan jihad, mengkafirkan orang, penggalangan dan perekrutan
anggota dengan iming-iming uang dalam jumlah besar hingga bonus mati
syahid,” tutur Fahrul Rudji pembicara dari BNPT dalam seminar Peran
Humas dan Media dalam upaya pencegahan radikalisme dan ISIS di Denpasar,
Jumat (13/11/2015).
Dari pelacakan yang dilakukan
BNPT, pemilik atau tempat basis situs-situs berita itu, menjalankan
aktivitasnya di Tanah Air dan sebagian lagi di negara tetangga.
“Ini
yang kami pantau terus, sebenarnya sudah kami rekomendasikan ke pihak
berwenang Kemenkominfo agar situs-situs semacam itu diblokir,”
tandasnya.
Hanya saja, meski banyak situs yang telah
diblokir, tetap saja terus bermunculan. Era keterbukaan dan kemajuan
teknologi dewasa ini, menjadikan akses informasi demikian cepat menyebar
lewat sumber-sumber berbasis internet seperti situs atau website.
Pihaknya,
selain merekomendasikan untuk pemblokiran situs yang menebar kebencian
dan faham radikalisme juga aktif terus mengkampanyekan upaya pencegahan
seperti dengan membuat webisite dan portal yang mengusung pesan-pesan
damai.
Hal itu sebagai penyeimbang dari banyaknya situs
berita atau medua yang mengandung konten negatif sehingga bisa menjadi
pegangan bagi pembaca atau generasi muda dalam mengakses informasi.
“Konten-konten
damai, ini yang diharapkan bisa membanjiri dunia online dengan
konten-konten positif dan bisa dipertanggungjawabkan,” tegasnya. (rhm)