Wakil Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara menutup Boost Sanur Village Festival |
DENPASAR – Ajang Boost Sanur Village Festival 2018 yang berlangsung lima telah mampu memperkuat semangat masyarakat dan elemen lainnya untuk menjaga keberlangsungan dan kelestarian destinasi Pantai Sanur sebagai daya tarik khas dalam menjaring wisatawan.
Wakil Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara resmi telah menutup Boost Sanur Village Festival ditandai pemukulan gong, bertepatan dengan Purnama Sasih Ketiga, Minggu (26/8/2018) malam. Jaya Negara memuji konsistensi Sanur menggelar festival yang terus mengalami kemajuan dari tahun ke tahun.
“Saya berharap festival yang digelar Yayasan Pembangunan Sanur ini dijaga, berkelanjutan, dan ditingkatkan kontennya untuk melestarikan semi budaya, mengembangkan potensi wilayah, dan mendorong ekonomi kreatif yang menyejahterakan,” katanya.
Ketua Umum Boost Sanur Village Festival Ida Bagus Gede Sidharta Putra yang akrab disapa Gusde mengatakan, berbagai kegiatan digelar mulai sport, lingkungan, seni budaya, hiburan, kuliner, pameran produk UMKM, edukasi kebencanaan, diskusi pariwisata hingga dialog budaya.
“Kami berharap spirit dari tema Mandala Giri memberikan kesadaran bersama bahwa peristiwa erupsi Gunung Agung telah menggugah rasa senasib sepenanggungan dan membuat berbagai pihak dituntut untuk memberikan perhatian, menjaga, dan melestarikan gunung serta lingkungannya,” tutur Gusde.
Dikatakannya, selama 13 kali penyelenggaraan festival sejak 2006, lanjut Gusde, telah memberikan sumbangsih promosi pariwisata yang bermuara kepada peningkatan angka kunjungan wisatawan.
Tidak hnanya mendorong semakin banyak muncul ide dan inovasi serta upaya kreatif terkait konten festival namun keterlibatan warga Sanur dan sekitarnya untuk mendukung festival ini telah menghasilkan komitmen bersama.
Komitmen kuat itu untuk senantiasa menjaga destinasi pinggir pantai itu agar tetap indah, bersih, nyaman, tertib, dan aman. Ditegaskan, melalui ajang festival ini berbagai komponen di Sanur ikut berupaya melestarikan warisan budaya sekaligus memelihara citra kawasan ini sebagai salah satu destinasi utama pariwisata.
“Dalam waktu dekat kami akan melakukan evaluasi secara menyeluruh dari pelaksanaan festival dan mendengar masukan dari berbagai pihak untuk penyempurnaan festival di masa mendatang,” sambung Gusde.
Ketua Yayasan Pembangunan Sanur ini menambahkan festival ini masih menyisakan satu program kegiatan yakni Herballife Bali Triathlon yang akan digelar 21 Oktober 2018. Pihaknya berharap seluruh pogram festival dapat menyumbangkan suatu nilai tambah terhadap perkembangan pariwisata, ekonomi kreatif, dan kesejahteraan bagi warga.
Dengan diluncurkannya persewaan sepeda GoWes dan transportasi mobil listrik MetroCar berbasis aplikasi, Sanur akan terus melakukan upaya pengembangan layanan digital untuk semakin memudahkan dan memberikan kenyamanan bagi warga dan wisatawan.
Acara seremonial penutupan, didahului dengan parade budaya yang diikuti sekitar 1.000 warga dan seniman yang melakukan pawai dari SMP Pariwisata Sanur di ujung Jalan Danau Tamblingan menuju lokasi festival di Pantai Matahari Terbit.
Semua membaur bersama antara warga, wisatawan asing yang dengan sukarela ikut pawai dengan mengenakan pakaian adat Bali.
Diawali dengan marching band SMP Wisata, wakil dari Yayasan Pembangunan Sanur, Desa Sanur Kaja, Desa Sanur Kauh, Kelurahan Sanur, 27 banjar, dan lima tim gabungan industri pariwisata mengikuti pawai hingga panggung kehormatan di Pantai Matahari Terbit.
Saat malam penutupan, ribuan masyarkat menyasikan hiburan garapan tari Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, serta menghadirkan tiga band reggae yang telah familiar di Bali yakni The Body, Small Axe dan Joni Agung & Double T. Konser pamungkas ini seakan mengukuhkan Sanur sebagai kawasan reggae. (rhm)