BPS Bali: Kunjungan Wisman Cina Turun, Wisatawan Eropa Menggeliat

2 Desember 2019, 23:21 WIB
bps
Kepala BPS Provinsi Bali Adi Nugroho memberikan keterangan pers/alif

Denpasar – Selama bulan November 2019 Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat jumlah kunjungan wisatawan asing asal Tiongkok terus mengalami penurunan sejak beberapa bulan terakhir namun saat bersamaan justru terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisatan asal Eropa, India dan Jepang.

Kepala BPS Bali Adi Nugroho mengungkapkan data itu saat rilis bulanan di kantornya, Denpasar, Senin (2/12/2019). Menurutnya, kini semua wilayah di Tanah Air, terus dorong potensi pariwisata yang dimiliki dalam menjaring kunjungan wisatawan.

“Kita lihat, persaingan semakin terbuka, Bali tentunya sudah beruntung mendapatkan brand kuat bertahun-tahun sebagai destinasi pariwisata ternama,” ujar Adi.

Dengan branding kuat Bali sebagai destinasi wisata dunia, maka Adi meminta agar brand kuat yang sudah bertahun tahun itu seyogyanya tidak tinggal diam.

Bali juga harus terus memberi perhatian terhadap daya saing wilayah sekitar, yang terus dan mengembangkan kekuatan yang sudah terbangun di Bali selama ini

“Indikasi kami catat, wisatawan cina, jumlahnya dari tahun 2017 sampai 2018, membaik sebenarnya, kemudian pelan pelan menurun sekarang menurun tajam,” tutur dia.

Adi mengungkapkan, sikap Gunernur Bali I Wayan Koster yang sempat marah dengan beberapa cara pendekatan wistawan Tiongkok, yang dinilai tidak menguntungkan Bali dan merugikan di banyak tempat sehingga gubernur mengambil tindakan tertentu.

Hal itu, apakah benar penurunan kunjungan wisman Cina by desain atau sudah diperhitngkan atau karena ada hal yang luput dari perhtungan sehingga mengurangi potemsi ekonomi dan pariwistaa

Kata Adi, disi lain, menurunnya wistawan Tiongkok, justru berbanding terbalik dengan wisawataan Eropa, India dan Jepang yang menujukkan peningkatan,

Sementara, pemahana umum bahwa Wisman Eropa memiliki spending lebih baik, secara kualitas dari wisman Tiongkok, jika hal itu benar maka seyogyanya tetap dipertahankan.

“Pertahankan kinerja parwisata, sehingga ada peningkatan performa wisata yang memudahkan orang datang,” katanya. Pada bagian lain, BPS mencatat terjadinya deflasi di Denpasar dan inflasi di Singaraja.

Pada bulan November ini, kata Adi, minim sensasi karena tidak ada hari besar nasional atau keagamaan tidak ada, serta musim libur sekolah sudah sudah terlewati.

“Maka umumnya bulam November tidak ada gejolak musim atau gejolak peristiwa besar tertentu seperti bencana, maka inflasi pada kisaran stabil Denpasar minus dan Singaraja plus, itu masih dalam kisaran stabill,” tegasnya. (lif)

Berita Lainnya

Terkini