![]() |
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI Hinsa Siburian (tengah) dan para delegasi CIIP-ID Summit 2019 memberikan keterangan pers di Kuta, Badung |
Badung – Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI Hinsa Siburian mengingatkan ancaman adanya serangan siber terhadap infrastruktur kritis seperti sektor energi, kesehatan hingga perbankan yang disikapi secara serius dengan langkah-langkah antisipatif melibatkan stakholder terkait.
Dalam kerangka itulah, digelar Symposium Oon Critical Information Infrastructure Protection (CIIP- ID SUMMIT 2019) di Kuta, Bali, Selasa (28/8/2019).
“Kegiatan ini lebih pada bagaimana meningkatkan awarness, kesadaran semua masyarakat stakeholder terkait keamanan imfrastruktur secara nasional,” tukasnya.
Melalui kegiatan ini, pihaknya mendorong regulator, pelaku industri, lembaga teknis, akademisi dan publik menerapkan prinsip-prinsip dan teknis keamanan siber.
Melalui kegiatan ini, bisa saling sharing pengalaman stakeholder terkait, sehingga diundanglah sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Australia dan negara Asia lannya, guna memperkaya pengetahuan dan meningkatkan kerja sama.
Saat ini, Indonesia tengah masuki era indusrti 4.0, di mana masyarakat dan semua sendi kehidupan terhubung, interkoneksi termasuk siber security. Indonesia berkepentingan untuk mengambil manfaat dari sharing berbagai infirmasi dari negara lain.
“Ancaman itu, sangat nyata terhadap infrastruktur kritis nasional yang dibangun sistem konfergensi dengan fiber optik, pada aset dan sistem yang esensial,” sambungnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah insdien terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia mulai energi, keuangan, perbabkan, kesehatan dan lembaga publik lainnya yang vital.
“Serangan siber itu harus diantisipasi dengan melakukan kolobarsi dan kerja sama melibatkan lembaga riset, akademisi, indusrtri nasinal dan internasional,” katanya menegaskan. (rhm)