Chandra Buana mengajak warga Konut untuk terjun ke usaha budidaya dan produksi kepiting bakau./Dok.KKP |
Jakarta – Budidaya kepiting Bakau meningkatkan ekonomi di masa pandemi di kabupaten Konawe Utara ,dikarenakan kepiting harga jualnya stabil dan pertumbuhannya cepat.
Chandra Buana Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP) mengajak warga Konut untuk terjun ke usaha budidaya dan produksi kepiting bakau.
Karena krustasea unggul yang bernilai ekonomis dan berprotein tinggi ini merupakan pilihan komoditas budidaya yang tepat untuk daerahnya.
“Benih kepiting bakau banyak ditemukan di pesisir kami, di Desa Banggina sendiri terdapat dua pengepul benih kepiting bakau, sehingga mudah untuk memulai usaha. Jenis ini juga mudah dibudidayakan, harga jualnya stabil dan cepat besarnya, jadi cepat balik modal,” terang Chandra dalam keterangan tertulis,Kamis (16/9/2021)
Awalnya,sebagian besar masyarakat Desa Banggina memanfaatkan potensi sumber daya daerahnya untuk budidaya ikan bandeng dan udang windu.
Namun, usaha ini sempat merugi disebabkan ukuran bandeng terhambat dan kematian udang windu meningkat drastis.
Keluh kesah warga inilah yang mendorong Chandra untuk memberikan solusi berupa pengalihan komoditas budidaya menjadi kepiting bakau.
Chandra yang asli berasal dari Konut ini sadar akan potensi sumber daya daerah kelahirannya, khususnya dalam bidang perikanan air payau.
Potensi tersebut diantaranya yaitu lahan yang luas dan sumber daya air payau yang melimpah.
Perlu diketahui, usaha budidaya pembesaran kepiting bakau di tambak merupakan salah satu peluang usaha yang sangat menjanjikan, karena permintaan pasar ekspor dari tahun ke tahun terus meningkat.
Tak heran, jika eksistensi budidaya kepiting bakau mulai banyak dirintis oleh masyarakat di berbagai daerah.
Menariknya, budidaya kepiting bakau yang disebarluaskannya menggunakan metode padat tebar tinggi, yang belum pernah dilakukan pembudidaya kepiting bakau lainnya.
Lewat metode ini, sebanyak 1 ton benih kepiting bakau ditebarkan per 1 hektare luas tambak, berhasil menghasilkan sebanyak kurang lebih 10.000 ekor kepiting bakau per satu siklus panen.(Miftach Alifi)