Bukan Sekadar Gas dan Rem: Siswa SMKN 1 Busungbiu Kini Mahir ‘Membaca’ Bahaya di Jalan

Astra Motor Bali melalui tim Safety Riding, mereka membekali 75 siswa SMKN 1 Busungbiu dengan kemampuan krusial: Prediksi Bahaya.

29 Desember 2025, 09:10 WIB

Denpasar– Jalan raya sering kali menjadi tempat yang tak terduga, terutama bagi para pelajar yang setiap hari membelah arus lalu lintas menuju sekolah. Menyadari risiko besar di usia produktif, Astra Motor Bali kembali bergerak turun ke lapangan. Melalui tim Safety Riding, mereka membekali 75 siswa SMKN 1 Busungbiu dengan kemampuan krusial: Prediksi Bahaya.

Edukasi yang digelar di lingkungan sekolah ini bukan sekadar sosialisasi formal, melainkan upaya “menularkan” virus keselamatan berkendara agar menjadi gaya hidup, bukan lagi beban kewajiban.

Instruktur Safety Riding Astra Motor Bali, Yosept Klaudius, yang memandu sesi interaktif ini menegaskan, kecelakaan sering terjadi bukan karena kurang mahir berkendara, melainkan karena gagal mengantisipasi situasi.

“Bahaya sering kali bersembunyi di balik situasi yang terlihat normal. Kami melatih siswa untuk peka membaca pergerakan kendaraan lain, pejalan kaki, hingga titik buta (blind spot) di sekitar sekolah,” jelas Yosept.

Antusiasme peserta pun pecah saat simulasi berlangsung. Kadek Dwi Putra, salah satu siswa, mengaku tersadar bahwa pemahamannya selama ini masih sangat dasar.

“Materi prediksi bahaya ini benar-benar membuka mata. Saya baru sadar kalau berkendara itu bukan cuma soal bisa gas dan rem, tapi soal kewaspadaan,” ungkapnya penuh semangat.

Program ini merupakan bagian dari kampanye besar #Cari_aman yang diusung Astra Motor Bali. Tujuannya jelas: menekan angka kecelakaan lalu lintas di Bali dengan menyasar generasi muda sebagai agen perubahan.

Ngurah Iswahyudi, PIC Safety Riding & Community Promotion Astra Motor Bali, menekankan keselamatan adalah investasi masa depan.

Ia berharap para siswa tidak hanya menyelamatkan diri sendiri, tetapi juga menjadi contoh bagi lingkungan mereka.

Visi Utama: Mengubah persepsi bahwa helm dan jaket adalah tren, bukan beban.

Skill Wajib: Menanamkan kemampuan antisipasi sebelum kecelakaan terjadi.

Target: Melahirkan “Duta Keselamatan” dari bangku sekolah.

“Kami ingin memastikan setiap siswa berangkat dengan impian dan pulang ke rumah dengan selamat. Prediksi bahaya adalah skill bertahan hidup yang wajib dimiliki setiap pengendara masa kini,” pungkas Ngurah Iswahyudi.

Melalui langkah konsisten ini, Astra Motor Bali optimis bahwa kesadaran kolektif akan tercipta, menjadikan jalanan di Bali tempat yang lebih aman bagi semua orang.***

Berita Lainnya

Terkini