Bulan Bahasa Bali Tetap Digelar di Tengah Pandemi

25 Januari 2021, 11:48 WIB
kun
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Prof Dr I Wayan Adnyana/ist

Denpasar – Sebagai bentuk pemuliaan terhadap bahasa, aksara dan sastra
Bali Pemerintah Provinsi Bali di tengah pandemi COVID-19 tetap menggelar Bulan
Bahasa Bali untuk yang ketiga kalinya dari 1-28 Februari 2021.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Prof Dr I Wayan Adnyana di Denpasar,
Minggu (24/1) mengatakan Bulan Bahasa Bali untuk tahun ini mengangkat tema
“Wana Kerthi: Sabdaning Taru Mahottama”.

Tema mengandung makna Bulan Bahasa Bali sebagai Altar Pemuliaan Bahasa,
Aksara, dan Sastra Bali Tertaut Jelajah Pemaknaan Hutan sebagai Prana
Kehidupan.

Bulan Bahasa Bali merupakan implementasi Peraturan Gubernur Bali
nomo 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan
Sastra Bali sert Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.

“Seluruh isian Bulan Bahasa Bali dipastikan menerjemahkan konsep tema tersebut
dari berbagai sumber pustaka lontar, seperti Taru Pramana, Aji Janantaka,
terkait Usadha, dan lain-lain.

Adapun skema isian kegiatan memadukan luring dengan daring, termasuk
pergelaran virtual,” ujar Adnyana yang akademisi ISI Denpasar.

Pada gelaran Bulan Bahasa Bali 2021 menyajikan sejumlah agenda acara yang
dikemas dalam bentuk Widya Tula (seminar), Kriya Loka (lokakarya), Prasara
(pameran), Wimbakara (lomba), Utsawa (festival), Sesolahan (pergelaran), dan
pemberian penghargaan Bali Kerti Nugraha Mahottama.

Untuk Widya Tula (seminar) akan mengangkat enam topik yakni Kalimosaddha,
Widyosadha, Sastra Panaweng Gering, Usadhi Pranawa, Usadhikanda dan Dharma
Usadha.

Untuk kegiatan Kria Loka (loka karya) akan menghadirkan enam narasumber dengan
mengangkat tiga materi yakni Pangenter Acara (Pembawa Acara), Ngreka
Baligrafi, dan Ngracik Loloh.

Kemudian Prasara (pameran) akan melibatkan 60 seniman prasi lintas generasi.
Ini merupakan pameran karya seni prasi terbesar di Bali.

“Jika pada Bulan Bahasa Bali tahun-tahun sebelumnya ditandai dengan Utsawa
(festival) Nyurat Lontar, maka untuk tahun ini terkait kondisi pandemi
Covid-19, diisi dengan festival Gita Pangrastiti Pamahayu Jagat Ngider
Bhuwana,” tuturnya.

Para penyuluh bahasa Bali dari berbagai kabupaten/kota di Bali dalam festival
tersebut akan bersama-sama melantunkan bait-bait tertentu dari Pupuh Sanjiwani
yang intinya memohon agar wabah bisa segera musnah dan dunia (bumi) kembali
bersih (suci).

Adnyana menambahkan, terkait Wimbakara (lomba) dengan total ada 17 jenis
lomba, ada yang kategori untuk umum dan ada juga peserta merupakan hasil
seleksi dari tingkat kabupaten/kota.

Untuk lomba kategori Umum meliputi Lomba Pidarta Tingkat Universitas, Lomba
Vlog, Lomba Artikel, Lomba Musikalisasi Puisi, Lomba Foto dan Caption
Berbahasa Bali, Lomba Cipta Puisi, Lomba Cerpen, Lomba Prasi, Lomba Poster,
dan Lomba Komik Strip.

Kemudian lomba yang diikuti perwakilan Kabupaten/Kota yakni Lomba Nyatua Bali
Krama PKK, Lomba Pidato Berbahasa Bali Bendesa Adat, Lomba Debat Bahasa Bali,
Lomba Baligrafi, Lomba Mengetik Aksara Bali di Komputer, Lomba Ngwacen Lontar
Daa Taruna, dan Lomba Nyurat Aksara Bali Tingkat SD.

Selanjutnya Sesolahan (pergelaran) akan melibatkan 16 Sanggar yang dikurasi
kurator Bulan Bahasa Bali yaitu Prof Nyoman Suarka, Dr Komang Sudirga, dan
penggiat bahasa, aksara, dan sastra Bali Made Gunayasa.

Penghargaan Bali Kerti Nugraha Mahottama akan diberikan kepada dua tokoh yang
telah berjasa dalam usaha pelestarian dan pengembangan bahasa, aksara, dan
sastra Bali. Penghargaan berupa lencana emas dan hadiah uang masing-masing
Rp100 juta.

“Dengan berbagai agenda acara yang disiapkan selama Bulan Bahasa Bali ini
diharapkan dapat menyemesta hingga ke seluruh desa adat di Bali dan
benar-benar menjadi altar pemuliaan bahasa, aksara, dan sastra Bali,” Adnyana
menandaskan. (rhm)

Artikel Lainnya

Terkini