Buleleng Perkuat Sinergi Hadapi Inflasi, Prioritaskan Produktivitas Pertanian

Pemkab Buleleng bersama Bank Indonesia (BI) melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Buleleng terus memperkuat sinergi.

28 Juli 2025, 05:47 WIB

Buleleng – Pemerintah Kabupaten Buleleng bersama Bank Indonesia (BI) melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Buleleng kembali menggalang kekuatan dalam High Level Meeting (HLM) yang berlangsung pada Jumat, 25 Juli 2025, di Kantor Bupati Buleleng.

Pertemuan ini menjadi forum strategis untuk mengevaluasi perkembangan inflasi dan memetakan risiko ke depan, dengan fokus utama pada upaya menjaga stabilitas harga dan menekan laju inflasi.

Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra, yang membuka acara secara resmi, mengapresiasi sinergi TPID Buleleng yang hingga pertengahan tahun 2025 telah berhasil menjaga inflasi tetap berada dalam rentang sasaran.

“Sinergi yang solid ini merupakan kunci keberhasilan kita dalam mengendalikan inflasi daerah,” tegas Bupati Sutjidra.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, dalam paparannya mengulas secara mendalam perkembangan inflasi, proyeksi risiko ke depan, dan rekomendasi strategis untuk pengendalian inflasi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Buleleng, pada Juni 2025, Singaraja mencatat inflasi sebesar 0,37% secara bulanan (month to month/mtm) dan 2,79% secara tahunan (year on year/yoy). Komoditas yang menjadi penyumbang utama inflasi bulanan meliputi cabai rawit, tomat, dan sawi hijau, sementara beras dan daging babi berkontribusi pada inflasi tahunan.

“Meskipun inflasi saat ini relatif terkendali dan masih dalam kisaran target inflasi nasional, yaitu 2,5% ± 1%, kita tidak boleh lengah,” ujar Erwin Soeriadimadja.

Ia menambahkan bahwa ke depan terdapat sejumlah risiko yang berpotensi mendorong tekanan inflasi di Buleleng. Salah satu faktor krusial adalah kondisi alam, khususnya fenomena kemarau basah, yang dapat meningkatkan risiko serangan hama dan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), sehingga mengganggu produktivitas pertanian dan berdampak pada pasokan pangan.

Selain itu, faktor musiman seperti peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara pada periode liburan musim panas diperkirakan akan mendorong permintaan terhadap bahan pangan dan barang konsumsi, yang dapat memicu kenaikan harga.

Tekanan inflasi juga dapat bersumber dari kenaikan biaya pendidikan seiring dimulainya tahun ajaran baru, serta tren kenaikan harga emas global akibat ketidakpastian geopolitik internasional.

Secara struktural, sektor pertanian di Buleleng dihadapkan pada tantangan dominasi tenaga kerja lanjut usia, yang berimplikasi pada penurunan produktivitas. Kondisi ini menjadi perhatian serius karena berpotensi mengganggu ketersediaan pasokan pangan jangka panjang.

Menyikapi berbagai tantangan tersebut, HLM TPID Buleleng menyepakati penguatan implementasi strategi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif).

Langkah-langkah konkret yang akan ditempuh meliputi operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga, peningkatan produktivitas pertanian, diversifikasi pangan untuk mengurangi ketergantungan pada komoditas tertentu, serta Kerjasama Antar Daerah (KAD) untuk menjaga pasokan.

Sinergi erat antar pemangku kepentingan juga ditekankan untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian. Rekomendasi strategis yang muncul adalah melalui penerapan mekanisasi pertanian dan pengembangan hilirisasi hasil panen petani.

Peningkatan produktivitas ini sangat krusial, mengingat proyeksi pertumbuhan jumlah penduduk yang diperkirakan akan melampaui laju produksi pangan di masa depan.

Sebagai bentuk dukungan nyata, Bank Indonesia dalam kesempatan HLM TPID ini memberikan dukungan sarana dan prasarana kepada tiga kelompok tani.

Bantuan tersebut meliputi alat mekanisasi pertanian seperti traktor dan alat hilirisasi sorgum untuk Kelompok Wanita Tani (KWT) Tulus Bakti, mesin transplanter untuk Subak Anyar Panglatan guna mendukung mekanisasi penanaman padi, serta drone pertanian untuk penyiraman dan pemupukan kepada Subak Blumbang dalam rangka mitigasi serangan OPT, khususnya pada musim kemarau basah.

Melalui sinergi dan kolaborasi strategis yang berkesinambungan ini, Pemerintah Kabupaten Buleleng dan Bank Indonesia optimis dapat terus menjaga stabilitas harga, menekan laju inflasi, serta memperkuat ketahanan pangan demi kesejahteraan masyarakat Buleleng. ***

Berita Lainnya

Terkini