BUMDes Jaga Stabilitas Harga Pangan untuk Kendalikan Produk Pertanian

25 Juni 2016, 06:00 WIB

Kabarnusa.com
Dalam upaya menjaga stabilitas harga pangan keberadaan Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes) memiliki peran sebagai garda terdepan ekonomi desa.

Ketua
Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Abdullah Mansuri,
hmenyatakan, BUMDes akan mampu memperpendek rantai distribusi barang,
sehingga terhindar dari ulah tengkulak yang sulit dikendalikan
pemerintah.

“Jika BUMDes terbentuk di daerah, maka petani lokal
akan setor barang ke BUMDes. Paling tidak pemerintah bisa lakukan
pengawasan terhadap proses distribusi,” ujarnya dalam diskusi
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
(Kemendes PDTT) di Jakarta Jumat 24 Juni 2016.

Data IKAPPI mengungkapkan, Indonesia memiliki 14 ribu pasar desa dengan asumsi jumlah pedagang sebanyak 350 ribu pedagang.

Mansur menilai, perlu adanya intervensi harga pangan dari pemerintah agar tidak terus menerus dikendalikan mavia pasar.

Kata dia, harga produk pertanian tdak terkendali di pasar karena masih kuatnya sistem ijon.

Pedagang pasar menjadi kambing hitam suplai dan demand yang tidak seimbang secara nasional.

“Padahal, kondisi tersebut justru mempersulit pedagang pasar,” ujarnya.

BUMDes sejak Tahun 2015 telah terbentuk sebanyak 12.115 BUMDes, yang tersebar di 74 Kabupaten, 264 Kecamatan dan 1.022 desa.

Jumlah tersebut dapat menjadi penggerak ekonomi desa, jika diakomodasi serius dan mendata jumlah produksi pertanian desa.

“BUMDes adalah bentuk yang paling pas dalam mengorganisir kerjasama antara petani dan nelayan desa,” sambungnya.

Adapun
peran BUMdes dalam mengendalikan harga pangan menurutnya terdiri dari
beberapa item, yakni menjadi distributor utama hasil pertanian desa,
menginformasikan harga terkini, menginformasikan permintaan yang tinggi
di tiap desa, dan melaporkan potensi berkurangnya stok pangan nasional.

“Saya
membayangkan adanya website pangan nasional, di mana BUMDes melaporkan
harga pangan di desa-desanya. Sehingga terpantau harga komoditi di
desa-desa,” ujarnya. (wan)

Berita Lainnya

Terkini