Bupati Tabanan Eka Wiryastuti saat menghadiri upacara ngenteg linggih di Pura Dalem Galiukir Pupuan |
TABANAN – Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti mengingatkan umat Hindu sedarma agar jangan hanya berhenti pada pembangunan tempat ibadah Pura dan upacara yang megah namun harus terus menerus merawatnya dengan baik.
Hal itu disampaikannya saat menghadiri karya ngenteg linggih, padudusan agung nawa ratna, tawur balik sumpah, wraspati kalpa agung, di Pura Dalem Galiukir Pupuan, Sabtu (14/10/2017).
Hadir Ketua DPRD Provinsi Bali Nyoman Adi Wiryatama, Sekda Tabanan Nyoman Wirna Ariwangsa, anggota DPRD Tabanan, unsur muspika, tokoh adat dan tokoh masyarakat setempat.
Ia mengajak umat sedarma khususnya warga Desa Pakraman Galiukir bersatu padu dalam membangun Pura, karena dengan persatuan apapun dapat terwujud dan terlaksana dengan baik.
Membangun pura sebesar ini kalau tidak bersatu mustahil bisa terwujud. Pura ini tempat umat memohon, tempat memuja dan berlindung kepada Nya, jangan hanya dibangun dengan megah dan upacaranya megah tetapi setelah itu tidak dirawat.
“Jangan berhenti sampai disini dan teruslah berbuat bersama demi kesejahteraan masyarakat semua disini,” harapnya.
Ketua Panitia I Made Sandiadnya, dalam laporannya mengatakan karya ini terlaksana karena seluruh bangunan pelinggih, kori agung, dan penyengker sudah selesai dipugar yang mana pengerjaannya dilakukan dua tahap. Sementara untuk sumber dana bersumber dari iuran dan donatur.
“Dana bersumber dari iuran per KK, yang disini jumlahnya 560 KK. Sumber dana lainnya dari dana BKK Provinsi Bali, dan donatur, semuanya terkumpul dana sebesar 1.5 Miliyar lebih, termasuk di dalamnnya dana untuk karya ini yang menghabiskan 825 juta rupiah,” jelasnya.
Karya Ngenteg Linggih ini dipuput oleh Ida Resi Gablogan dari Bajera. Puncak karya akan berlangsung 17 Oktober mendatang. Setelah acara persembahyangan selesai, Bupati dan undangan menyaksikan tari rejang renten yang persembahan dari Ibu-Ibu PKK Galiukir. (gus)