![]() |
Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti/ist |
Tabanan – Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti menegaskan saat pandemi
Covid-19 melanda Indonesia saat ini yang paling mendesak atau penting adalah
bagaimana memperkuat ketahanan pangan masyarakat.
Hal itu disampaikan Eka yang mendapat kehormatan menjadi salah satu
pembicara dalam gelombang III, Sesi II Sekolah Daring Calon Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah PDI Perjuangan Pilkada Serentak Tahun 2020, bersama dengan
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani, Senin (14/9/2020).
Membawakan materi “Meningkatkan Ketahanan Pangan Bernafaskan Trisakti Bung
Karno dalam Menghadapi Covid-19”, Bupati Eka mengatakan, dalam menghadapi
situasi pandemi ini sangatlah penting mengedepankan konsep Trisakti Bung
Karno.
Karena saat pandemi ini, rasa gotong-royong, rasa memiliki, rasa empati kita
terhadap rakyat, meemperjuangkan kepentingan mereka itu yang lebih penting.
“Karena menurut Saya, itu adalah modal kita untuk mencapai kemenangan,,” ujar
Srikandi asal Tegeh, Angsri, Baturiti tersebut dihadapan Calon Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah PDI Perjuangan dalam Pilkada Serentak Tahun 2020 yang
ikut dalam sekolah daring tersebut.
Di era saat ini rasa gotong-royong, rasa memiliki, rasa empati terhadap sesama
sudah mulai terkikis dikarenakan ego sektoral lebih tinggi dan juga
lebih mementingkan kepentingan pribadi atau golongan.
Seakan lupa bahwa dengan bergotong royong bangsa mampu memenangkan segala
bentuk situasi dan kondisi termasuk ujian disaat pandemi ini. Dan Saya rasa
ketahanan pangan adalah hal yang paling urgent saat ini.
“Dan tentunya hal-hal lainnya mungkin sudah kita pahami, bahwa kita adalah
Negara yang kaya dengan alam. Oleh Karena itu, tentunya pertanian kita
diharapkan bisa menjadi tuan rumah di negerinya sendiri,” imbuh Bupati Eka.
Apabila petani sudah menjadi tuan rumah di negeri sendiri tentunya semangat
pertanian menuju ketahanan pangan akan bergairah.
Karena menurutnya, petani merupakan partner Pemerintah untuk memenuhi
kebutuhan pangan rakyat, sehingga petani harus diberi dukungan penuh melalui
program-program yang berpihak kepada para petani.
Seperti halnya di Tabanan, ada berbagai program untuk mendukung pertanian
masyarakat, diantaranya, Gerbang Pangan Serasi, program partisipatif, dan
lainnya.
“Oleh karena itu, program kami di Tabanan, yaitu Gerbang Pangan Serasi
terintegrad dengan farmer tourism. Karena menurut Saya, bahwa pertanian itu
sangat penting bagi kehidupan masyarakat, sehingga program-program kami dari
hulu ke hilir kami kawal. Mulai dari produksi, pelatihan untuk membuat produk
yang bagus, dan lain-lain,” ujar Bupati Eka.
Salah satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah kepercayaan rakyat terhadap
Pemerintah.
“Maka dari itu, cipatakanlah regulasi-regulasi yang betul-betul memihak kepada
rakyat, sehingga menghasilkan produk-produk unggulan yang akan membuat
ketahanan pangan kita terjaga,” tambah Bupati Perempuan pertama di Bali itu.
Sampai saat ini, produk yang dihasilkan dari petani lokal di Tabanan hampir
mencapai 400 produk, yang dikawal oleh 133 Bumdes yang ada di seluruh Desa di
Tabanan, dan BUMDa, termasuk disituasi pandemi ini ada produk imun yang
berasal dari rempah-rempah lokal.
Kata Eka, di Indonesia, di Nusantara ini banyak sekali lahan-lahan subur yang
kita bisa jadikan sumber-sumber ketahanan pangan apabila kita betul-betul
serius melatih petani agar memiliki skill lebih.
Pada kesempatan itu, Bupati Eka merupakan pembicara pertama dalam sesi
II Gelombang III Sekolah Daring tersebut, dilanjutkan oleh Walikota Surabaya
Tri Rismaharani.
Dalam sesi I sebelumnya juga ada nama-nama tenar lainnya sebagai pembicara,
yakni, Djarot Saiful Hidayat, Komarudin Watubun, Ahmad Basarah, Suko Widodo, I
Gusti Ayu Bintang Darmawati dan Bambang Wuryanto,
Usai pemaparan materi dari masing-masing pembicara, selanjutnya diadakan sesi
Tanya jawab antara pembicara dan para peserta Sekolah Daring. Nampak saat itu
Bupati Eka dengan lugas menjawab satu-persatu pertanyaan yang ditujukan
kepadanya.
Layaknya membangun pertanian di Tabanan, dengan memahami secara riil inti
masalah, lalu dengan langkah pasti mengambil sikap tegas dan terukur untuk
mewujudkan kedaulatan pangan di Kabupaten Tabanan.
Seperti yang ditanyakan oleh salah satu peserta, yakni Bapak Rizal yang
menanyakan tentang bagaimana mengkonsolidasi masyarakat baik di Tabanan dan di
Surabaya, sehingga semua program-program itu bisa diterima dengan baik oleh
masyarakat.
“Luar biasa penghargaan Saya kepada kedua pemimpin dari Partai PDI Perjuangan
ini. Luar biasa,” imbuhnya.
Menjawab pertanyaan tersebut, Bupati Eka mengatakan bahwa untuk
mengkonsolidasi program tersebut, pemimpin dan rakyat harus mempunyai nafas
yang sama. Baik dari legislative, tim dari OPD dan rakyat sebagai objek
nantinya, mesti satu nafas.
Untuk mewujudkan hal tersebut dikatakannya tidaklah gampang. Perlu dilakukan
komunikasi dan komitmen yang baik.
“Artinya apapun itu, tidak ada yang tidak dapat kita sentuh, asalkan kita mau
berkomunikasi. Satu berkomunikasi dan dua komitmen. Artinya jangan kita
ngomong-ngomong saja tanpa implementasi,” ujarnya. (rhm)