![]() |
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi/dok. |
Jakarta – Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi memberikan catatan terhadap BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol) dalam waktu dekat akan menerapkan teknologi nir sentuh di jalan tol, bernama GNSS (Global Network Satellite System).
Menurut Tulus, teknologi ini, diklaim akan mampu meningkatkan pelayanan dan mengatasi kemacetan di jalan tol. Bisa jadi hal tersebut benar adanya. Namun ada sejumlah catatan terkait penarapan GNSS di jalan tol.
“Pertama, secara teknis operasional teknologi GNSS berpotensi tidak efektif, bahkan menjadi teknologi yang mangkrak,” sebutnya dalam siaran pers Kamis (23/7/2020)
Mengingat, GNSS berbasis internet yang terkoneksi pada smartphone milik konsumen. Hal ini ada kelemahannya, misalnya bagaimana kalau internetnya putus karena masuk ke area blank spot? Atau paket/pulsa internet konsumen habis?
Akibatnya mobil konsumen tidak bisa ditrekking alias menjadi ghost vehicle.
Kedua, model GNSS juga akan terkendala persoalan data kepemilikan mobil di Korlantas Mabes Polri, dikarenakan sistem ERI (Electronic Regident Identification) hingga kini belum sepenuhnya beres. Akibatnya banyak mobil yang bukan atas nama pemegangnya/pemiliknya.
Oleh karena itu, penerapan sistem GNSS patut dikaji ulang, guna menghindari terjadinya “produk gagal”, alias muspro.
“Kita minta BPJT dan pemerintah menghindari potensi conflict of interest dalam kebijakan ini,” imbuhnya. (rhm)