Kabarnusa.com – Limbah babi dari sebuah peternakan dikeluhkan Warga Subak Pangkung Liplip, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana Bali
Limbah diduga dibuang sembarangan sehingga mencemari saluran irigasi di areal persawahan di subak tersebut.
Selain terjadi pendangkalan di subak karena limbah yang tadinya cair berubah menjadi padat, petani kesulitan turun ke sawah lantaran banyaknya kotoran babi di sawah.
“Kami jijik kalau turun ke sawah karena banyak ada kotoran babi. Disamping itu kotoran babi sangat berbau dan membuat gatal,” terang seorang petani subak Senin (20/6/2016).
Para petani di subak berharap limbah itu dikelola dengan baik oleh pemilik peternakan dan mengharapkan bantuan pemerintah untuk membuat saluran irigasi permanen di subak itu.
“Kondisi itu sudah lama terjadi dan kami meminta pihak terkait segera turun untuk mengecek dan agar pihak pemilik peternakan jangan membuang limbah sembarangan,” ujar Ketut Tikok, petani lainnya.
Limbah babi sampai masuk ke areal persawahan karena diduga pemilik kandang sengaja membuka septick tanknya ke aliran irigasi. Akibatnya, irigasi terjadi pendangkalan dan sawah tercemar.
Lebih dari 10 hektar sawah tercemar limbah kotoran babi.
Hal itu, akibat aktifitas peternakan babi yang ada di hulu subak.
sampai saat ini belum ada tanggapan dan limbah masih mengalir ke irigasi sawah.
Sekretaris Kelian Subak Pangkung Liplip Gede Riasa mengakui kalau sawahnya juga tercemar limbah.
“Kami hanya mengharapkan agar limbah tidak sampai keluar saja dan nanti kami akan usulkan saluran irigasi permanen. Kami mendukung adanya usaha peternakan karena menampung tenaga kerja tapi hendaknya limbah tidak sampai mencemari sawah,” harapnya.
Kelian Subak Pangkung Liplip Ketut Tulis dikonfirmasi lewat ponselnya mengaku tidak ada permasalahan di bawah dan pihaknya sudah selesaikan dengan pihak pemilik peternakan.
“Tidak ada masalah. Siapa yang melapor? Ke bawah juga sudah selesai,” tukasnya.
Pemilik peternakan babi Santoso Hartono, berdalih kalau kotoran yang dibuang ke sawah membuat tanah menjadi subur.
“Ada beberapa petani anggota subak yang ikut bekerja dikandang saya justru bilang sawah lebih subur dibuangi kotoran babi,” dalihnya. (dar)