DENPASAR – Bupati Badung Nyoman Giri Prasta menyatakan kesanggupannya membawa Perguruan Silat Bakti Negara lebih maju dari sebelumnya. Hal itu ditegaskan Giri, dengan tekat ingin lebih membumikan Bakti Negara pada tingkat akar rumput.
Diharapkan, nantinya sekolah dasar, khususnya di Kabupaten Badung, diwajibkan memiliki pelajaran ekstrakurikuler pencak silat. “Dari sekolah dasar hingga ke ranting desa akan kami lakukan kaderisasi. Karena Bakti Negara ialah berbakti pada negara,” katanya belum lama ini. Menurut dia, pencak silat merupakan kesenian atau olahraga yang harus dilestarikan.
Diharapkan, bahwa nantinya pencak silat itu akan dimulai dari pelaksanaan senam lantai. Itu menjadi dasar. Senam lantai adalah sebuah latihan untuk kelenturan, hingga akhirnya akan meraih kemudahan dalam pembinaan. Untuk di tingkat kabupaten hingga dunia.
“Yang pertama kami akan juga akan melakukan evaluasi organisasi yang akan dilakukan setiap saat, untuk strategi apa yang dilakukan, dengan gerakan ranting di banjar dan tingkat desa, jadi kita punya atlet tanguh mulai kecil,” ungkap Giri saat pelantikan kepengurusan Bakti Negara Bali di Banjar Batumekaem Ubung Kaja Denpasar Bali.
Dalam sebuah pemerintahan, juga akan menjadi kuat, selain infrastruktur dan masyarakatnya maka juga harus didukung oleh olahraga. Dan itu akan menjadi perhatian khusus pada pemerintahan yang dijalankannya saat ini.
“100 persen pencak silat Bakti Negara akan diterapkan. Karena ‘Bakti Negara’ kita wajib hukumnya berbakti pada negara. Tegas dan tegak lurus sebagai jiwa Pancasila dan budaya Bali. Dan ini semua akan ditindaklanjuti menjadi lebih baik dengan mengikuti pakem Pini Sepuh (orang yang dituakan), Dewan Pendekar yang ada di Bakti Negara,” ujarnya.
Diketahuil Persatuan Pencak Silat Bakti Negara, perguruan silat ini berada di Banjar Batu Mekaem, Ubung Kaja, Denpasar. Berdiri pada tahun 31 Januari 1955 saat masa revolusi kemerdekaan, oleh empat orang Pendekar diantaranya, Bagus Made Rai Keplag, (Tampak gangsul,Denpasar), Anak Agung Meranggie (Bangli), Sri Empu Dwi Tantra (Singaraja), Anak Agung Rai Tokir (Kaliungu,Denpasar).
Secara filosofis, Bakti Negara sebagai wujud bakti warga terhadap negara. Filosofi bela negara inilah, yang melatar belakangi banyaknya prestasi, yang diraih dari para pendekar nya, baik itu ajang nasional bahkan international.
Dalam kiprahnya, Bakti Negara tidak meninggalkan nilai budaya Bali, Upacara mejaya jaya digelar untuk pengukuhan pengurus Dewan Pimpinan Daerah Bakti Negara periode 2016 -2021 di Pusat Latihan Silat Bakti Negara.
Regenerasi dalam tubuh organisasi persatuan pencak silat Bakti Negara tak berbeda dengan organisasi lain, seperti yang dilakukan pada Selasa, 29 Nopember 2016 dalam penyerahan tanggung jawab, ditandai pembacaan surat penetapan sekretaris dewan pendekar, I Wayan Teruna.
Kemudian penyerahan mandat secara simbolis oleh Ketua Dewan Pendekar I Bagus Alit Dira kepada I Nyoman Giri Prasta sebagai Ketua DPD Bakti Negara periode 2016-2021. I Bagus Alit Dira, selaku Ketua Dewan Pendekar Bakti Negara, mengatakan bahwa Bakti Negara lebih mengedepankan persaudaraan, Independen dan tegak lurus menjaga Pancasila, NKRI.
Bahkan torehan prestasi Pendekar Bakti Negara juga menjadi salah satu nilai historis yang menurut Ketua Dewan Pendekar yang harus terus dipupuk serta dijaga. “ pada tahun 1955 saat bakti negara didirikan, oleh para guru empat orang yang diasuh oleh Ida Bagus Mahadewa, perguruan kita selalu memupuk persaudaraan,ini yang tidak boleh hilang,” tandasnya.
62 tahun, bukan waktu yang singkat bagi Bakti Negara, seni pencak silat asli Bali ini diharapkan mampu tetap mencetak pendekar yang bertaraf International. (gek)