Konferensi pers Hari Asuransi 2019 di Nusa Dua, Badung |
Badung – Guna mendorong semangat peningkatan penetrasi dan literasi asuransi di seluruh lapisan masyarakat, Dewan Asuransi Indonesia (DAI) mengadakan event tahunan ‘“Hari Asuransi 2019’” mengangkat tema tetap “Mari
Berasuransi” serta sub tema ‘Sejuta Polis untuk Negeri’.
Dalam ajang ini, DAI bekerja sama dengan seluruh anggota asosiasi asuransi yang beranggotakan asosiasi asuransi umum (AAUI), asuransi jiwa (AAJI), asuransi jaminan sosial (AAJSI), asuransi syariah (AASI), pialang asuransi dan reasuransi (APPARINDO) serta penilai kerugian asuransi (APKAI).
Event tahunan “Hari Asuransi 2019” yang di tahun kini ini memasuki perayaan tahun di tahun ke-14. Melalui tema tetap “Mari Berasuransi” serta sub tema ‘Sejuta Polis untuk Negeri’.
Kegiatan Hari Asuransi tahun ini berfokus untuk memberikan edukasi mengenai pentingnya berasuransi untuk perlindungan jangka kepada sebanyak mungkin masyarakat.
Hari Asuransi merupakan kegiatan besar bagi seluruh pelaku di industri asuransi yang diperingati tiap 18 Oktober. Kegiatan ini sekaligus menjadi momentum bagi industri untuk lebih gencar melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat Indonesia.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Perayaan kegiatan yang sebelumnya dikenal dengan “Insurance Day”,’, mulai tahun ini berubah nama menjadi “‘Hari Asuransi’ ”agar dapat lebih mudah diterima oleh seluruh lapisan masyarakat melalui tema “Mari Berasuransi” dengan mengangkat sub tema “Sejuta Polis Untuk Negeri”.
Ketua Umum DAI Dadang Sukresna, memaparkan, perayaan Hari Asuransi merupakan bentuk komitmen berkelanjutan DAI bagi masyarakat Indonesia. Melalui tema ini tahun ini, insan asuransi kami ingin menggambarkan kembali menjabarkan tujuan bersama untuk meningkatkan pemahaman asuransi.
“Khususnya dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan dalam mendorong ketersedian akses dan layanan keuangan yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia,” tuturnya.
Dewan Asuransi Indonesia Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, penetrasi asuransi di Indonesia masih tergolong rendah, baru 3,01% pertumbuhan industri asuransi di Indonesia, tetap menunjukkan hasil yang positif dari tahun ke tahun, yakni sebesar 4%.
Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi masyarakat, Padahal, asuransi semestinya seharusnya akan menjadi andalan bagi masyarakat Indonesia dalam menjawab sebagai pelindung dari berbagai risiko di masa depan dan yang dapat mengancam dampak perencanaan keuangan-keuangan yang ditimbulkan.
“Menjadi tugas kita bersama untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat dan inklusi asuransi, untuk itu pelaku industri asuransi diharapkan untuk terus meningkatkan layanan kepada Nasabah” jelas Dadang.
Tingkat pendidikan, kesadaran dan pendapatan masyarakat memang masih menjadi tantangan beberapa penyebab yang utama dalam berasuransi rendahnya minat masyarakat dalam berasuransi.
Selain itu, kondisi wilayah Indonesia yang merupakan negara kepulauan, turut mempengaruhi percepatan penetrasi asuransi kepada masyarakat dan merupakan tantangan tersendiri bagi industri asuransi, agar kegiatan penetrasi tidak hanya berfokus di kota-kota besar saja.
Dalam pelaksanaannya DAI melakukan berbagai kegiatan yang memfokuskan berfokus pada edukasi dan sosialisasi manfaat berasuransi kepada seluruh lapisan masyarakat, baik untuk kalangan internal maupun eksternal industri perasuransian, salah satunya melalui termasuk pada kegiatan Hari Asuransi ini.
Ketua Panitia Hari Asuransi 2019 Fachri Adnan mengatakan,”Terkait tantangan penetrasi asuransi saat ini, insan asuransi melihat masih banyak celah yang dapat dilakukan, guna mencapai tujuan peningkatan masyarakat untuk sadar berasuransi.
”Terkait Era Perkembangan teknologi digital dan perubahan lintas generasi dari baby boomers menjadi generasi millennials, merupakan ’opportunity’ luar biasa bagi industri asuransi untuk dapat lebih meraih pasar yang lebih besar”.
Untuk mensosialisasikan manfaat berasuransi, DAI melaksanakan program literasi asuransi ke 24 kota sejak September 2019 XXX. Hingga saat ini, program ini telah menyentuh 17.277 (jumlah peserta) yang terdiri dari para murid SMA dan SMK.
Upaya literasi secara massal ini mendapat pengakuan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dan tercatat sebagai rekor ‘Literasi Asuransi kepada Siswa/i SMA/K dengan Peserta Terbanyak di Indonesia.’
Selain itu, DAI juga bekerja sama dengan Permodalan Nasional Madani (PNM) dalam melakukan sosialisasi asuransi kepada para pelaku UMKM dan masyarakat pra sejahtera.
Fachri memaparkan, ”Kolaborasi dengan PNM ini ditargetkan dapat menjangkau 1.000 sekitar peserta di 10 XX titik, antara lain Cirebon, Purwakarta, Depok, Bandung, Tegal, Bogor Pasar Minggu, Jember, Banyuwangi, Cimahi dan Tasikmalaya XXX.
Ia menambahkan, ”Yang terpenting adalah, Salah satu pesan utama yang kami kami angkat di program literasi ini adalah bagaimana ’Message’ bahwa bagaimana asuransi merupakan salah satu bentuk investasi penting, yang akan sangat diperlukan jika sewaktu-waktu dibutuhkan pada saat terjadinya kerugian risiko atau musibah.”.
Hal tersebut harus sampai dan dapat dipahami oleh masyarakat.
Puncak rangkaian kegiatan Hari Asuransi 2019, puncaknya akan berlangsung di sisi timur Lapangan Bajra Sandi Bajra Sandi Renon, Denpasar, yang diadakan tanggal pada 20 Oktober 2019, dan akan yang kemasdikemas dalam bentuk kemeriahan bentuk festival.
Beberapa kegiatan Rangkaian acara akan akan dilaksanakan mulai pagi hari diawali dengan kegiatan funwalk yang akan diikuti oleh lebih 2.500 peserta yang terdiri dari para insan asuransi dan masyarakat Bali, lalu dilanjutkani dengan dengan kemeriahan karnaval, kuliner, atraksi olahraga ekstrem, dan juga panggung pertunjukan danmusik atraksi extreme sport”.
“Kemeriahan Festival Hari Asuransi 2019 akan di buka oleh Gubernur Bali serta dari OJK, merupakan upaya DAI untuk menarik massa secara masif dan menciptakan kesadaran akan pentingnya berasuransi.
Kegiatan ini rencananya akan dibuka langsung oleh Gubernur Bali serta perwakilan OJK untuk agar kegiatan ini, menjadi sebuah daya tarik secara masive kepada masyarakat, untuk sadar pentingnya berasuransi,” jelas Fachri.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis bahwa, penetrasi dan literasi yang rutin dilaksanakan oleh industri keuangan baik perbankan dan non perbankan seluruh Pelaku Usaha Jasa Keuangan, dalam hal ini khususnya di industri asuransi akan mendorong peningkatan akses keuangan dan literasi di masyarakat.
Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan NonBank (IKNB) OJK Riswinandi dalam sambutannya mengatakan, “Dalam konteks yang lebih luas, tema yang diambil ini juga searah dengan program pemerintah yang mencanangkan target keuangan inklusif atau presentase jumlah penduduk dewasa yang memiliki akses layanan keuangan pada lembaga keuangan formal sebesar 75% pada akhir tahun 2019.
“Target tersebut tercantum didalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 82 tahun 2016”, tambah Riswinandi. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan bahwa tahun depan Indonesia akan memasuki periode dengan komposisi jumlah penduduk produktif yang tinggi.
Hal ini akan berimplikasi pada meningkatnya demand terhadap asuransi karena sebetulnya lapisan golongan masyarakat ini akan membutuhkan berbagai produk keuangan baik untuk proteksi, investasi, leisure, dandan lain sebagainya.
Potensi tersebut juga ditunjang dengan hegemoni insurance technology (insurtech) yang mulai munculkian populer, melalui evolusi dalam semua aspek operasional asuransi mulai dari sisi penjualan produk, underwriting atau hingga pembelian polis yang bisa dilakukan hanya dengan sentuhan jari.
“Inovasi ini , akan memudahkan perusahaan-perusahaan dalam menjangkau untapped market dan tentunya akan memberikan level pengalaman yang baru pada calon tertanggung,” tutup Riswinandi menambahkan.
Melalui visi “Sejuta Polis Untuk Negeri” kita semua berharap bahwa diseminasi produk-produk asuransi bisa lebih massif, serta didasarkan atas asas manfaat bagi seluruh pihak.
Karena masyarakat yang telah mengetahui dan menyadari pentingnya asuransi pada akhirnya akan mampu mendorong percepatan pertumbuhan industri asuransi nasional. (rhm)