Tabanan – Di pulau dewata, Tabanan, terukir sebuah kisah yang membakar semangat: Gede Putu Anggita Pratama (30) dan Ni Made Dwi Agam Armini (29), pasangan suami istri yang membuktikan bahwa keterbatasan modal bukanlah penghalang untuk meraih puncak kesuksesan. Dengan hanya bermodalkan Rp300 ribu, ketekunan mereka selama hampir satu dekade kini berbuah manis, menghasilkan omzet ratusan juta rupiah setiap bulannya.
Kisah perjalanan Anggita dan Agam adalah lentera bagi kita semua. Mereka adalah bukti nyata bahwa memulai bisnis tidak harus selalu tentang investasi besar di awal. Dengan modal seadanya, dipadukan dengan keteguhan hati, kegigihan yang tak pernah padam, dan konsistensi yang tak tergoyahkan, mereka mampu menapaki anak tangga kesuksesan demi kesuksesan.
Lihatlah, berkat sentuhan tangan terampil dan semangat untuk terus maju serta berinovasi tanpa henti, brand pakaian yoga mereka, AUM, kini telah melanglang buana, menembus pasar ekspor di berbagai belahan dunia. Sebuah pencapaian yang sungguh luar biasa!

Anggita dengan rendah hati berbagi, “Saya memulai bisnis ini pada tahun 2016 dengan modal hanya Rp300 ribu, menjadi reseller di Shopee.” Kenangan itu diucapkannya saat ditemui di kediaman mereka di Tabanan, Bali, pada 15 Mei 2025. Kisah AUM ini dirajut sejak mereka masih dalam masa kuliah di sebuah kampus swasta di Bali.
Meskipun Anggita mengakui dirinya sebagai seorang introvert sejak kecil, lingkungan kampus mampu membangkitkan potensi dirinya. Dorongan ekonomi, akibat keterbatasan biaya kuliah sang ayah, seorang pekerja swasta, menjadi pemicu semangatnya untuk berbisnis.
Sebuah kalimat motivasi dari Gubernur Bank Indonesia tentang pentingnya berwirausaha untuk meraih kemakmuran tertanam kuat di benaknya. Sejak saat itu, Anggita termotivasi untuk aktif dalam organisasi dan kegiatan kewirausahaan di kampus.
Langkah ini mengasah kemampuan dan visi bisnisnya, terutama setelah ia membuka diri dan terus belajar dari para pengusaha sukses.
Dengan keahlian dalam digital marketing dan konsistensi dalam memanfaatkan platform Shopee, produk-produk yang mereka tawarkan perlahan namun pasti diterima oleh konsumen. Prinsipnya sederhana namun mendalam: memilih bisnis dengan produk yang memiliki keberlanjutan jangka panjang.
Keajaiban pun terjadi ketika minat mereka berdua pada yoga dan olahraga melahirkan ide brilian untuk memenuhi kebutuhan pasar di bidang tersebut. Dukungan keluarga, terutama sang ibu yang seorang penjahit dengan kemampuan beradaptasi terhadap tren desain terkini, menjadi pilar kekuatan mereka.
Maka, lahirlah AUM, brand pakaian olahraga yang memadukan keindahan desain lokal dan nasional seperti batik dan songket. Lebih dari itu, AUM secara cerdas memanfaatkan kain-kain sisa produksi dari pabrik merek ternama di Bali, seperti Adidas dan Nike, yang kemudian disulap menjadi produk unggulan seperti legging AUM Active Wear.
Sentuhan digital marketing yang cerdik dan pemanfaatan platform Shopee yang efisien membawa AUM dengan cepat dikenal oleh pasar, hingga transaksi bisnis pun mengalir deras. Anggita bercerita bagaimana awalnya ia berjualan melalui WhatsApp karena keraguan masyarakat terhadap marketplace. Namun, ia memiliki keyakinan akan potensi besar startup dan marketplace yang saat itu sedang gencar mengedukasi masyarakat Indonesia, salah satunya adalah Shopee.
Hasilnya sungguh menakjubkan! Dengan memanfaatkan teknologi platform marketplace Shopee, produk AUM melesat jauh, bahkan mampu bersaing dengan merek-merek besar yang membanjiri pasar.
Anggita dengan jujur mengungkapkan bahwa omzet mereka kini telah menembus angka ratusan juta rupiah per bulan, sebuah pencapaian yang diraih bukan dengan keajaiban semata, melainkan dengan kerja keras dan keyakinan yang tak pernah pudar.
Kisah AUM adalah inspirasi bagi kita semua: impian besar bisa diraih, asalkan ada tekad, kerja keras, dan keberanian untuk memulai dari langkah kecil. ***