Dari Rumput Laut hingga Tuna: Sinergi Indonesia-Vietnam dalam Perikanan Berkelanjutan

Sebagai produsen rumput laut terbesar kedua di dunia, Indonesia tengah mengembangkan hilirisasi untuk meningkatkan nilai jual produk.

11 Maret 2025, 19:52 WIB

Jakarta – Pada peringatan 70 tahun hubungan diplomatik, Indonesia dan Vietnam meningkatkan kerja sama bilateral menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif.

Salah satu fokusnya adalah penguatan kerja sama perikanan, terutama budidaya lobster, tuna, dan rumput laut.

Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan dokumen Implementing Arrangement (IA) yang disaksikan oleh Presiden Prabowo Subianto dan Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Vietnam Tô Lâm di Istana Negara, Jakarta. 10 Maret 2025.

“Kita akan jadi juara perikanan di kawasan!” seru Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, menandai optimisme penguatan kerja sama dengan Vietnam.

Kedua negara sepakat untuk saling bertukar informasi akuakultur, memperkuat teknologi budidaya, perdagangan, dan pemasaran, serta mendorong investasi. Tak hanya itu, kerja sama juga meliputi pendidikan dan pelatihan, termasuk pertukaran ahli untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia.

Sebagai mekanisme pelaksanaan kerja sama, kedua belah pihak sepakat membentuk Kelompok Kerja Sama Bersama yang akan mengadakan pertemuan rutin setidaknya sekali dalam setahun.

Pertemuan ini bertujuan untuk meninjau perkembangan kerja sama dan menyusun langkah-langkah strategis ke depan. Perjanjian kerja sama ini berlaku selama lima tahun sejak tanggal penandatanganan dan dapat diperpanjang melalui kesepakatan tertulis antara kedua belah pihak.

Sebelum acara kenegaraan di Istana Negara, Menteri Trenggono dan Wakil Menteri Phung Duc Tien telah melakukan pertemuan bilateral di Kantor KKP, Jakarta Pusat, pada Senin, 10 Maret siang. Pertemuan tersebut berlangsung hangat dan membahas rencana pengembangan bersama budidaya perikanan yang berkelanjutan di Indonesia.

Dalam pertemuan tersebut, ditampilkan video perkembangan budidaya rumput laut Indonesia. Menteri Trenggono menyoroti model budidaya ramah lingkungan di Wakatobi, menggunakan batok kelapa sebagai pengganti plastik.

Sebagai produsen rumput laut terbesar kedua di dunia, Indonesia tengah mengembangkan hilirisasi untuk meningkatkan nilai jual produk.

Menteri Trenggono menambahkan, budidaya tuna juga dikembangkan di Indonesia timur oleh swasta. Ia menegaskan komitmen Indonesia pada pengelolaan perikanan berkelanjutan untuk pertumbuhan ekonomi.

Wakil Menteri Phung Duc Tien menekankan pentingnya kerja sama perikanan berkelanjutan yang sejalan dengan hubungan baik kedua negara. Ia meminta dukungan Indonesia untuk memperdalam kerja sama ilmu pengetahuan, teknologi, dan perdagangan perikanan.

Pada pertemuan tersebut, keduanya juga sepakat bersama-sama memerangi praktik penyelundupan benih bening lobster. Pemerintah Vietnam diakui Wamen Phung Duc Tien telah mengambil langkah tegas dalam memberantas praktik penangkapan ikan ilegal. ***

Berita Lainnya

Terkini