Data SKDU: Ekonomi Bali Tertekan Penurunan Kinerja Pertanian dan Perdagangan

Berdasarkan data Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), perekonomian Bali mengalami perlambatan di triwulan II 2025.

5 Agustus 2025, 08:18 WIB

Denpasar – Berdasarkan data Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), perekonomian Bali mengalami perlambatan di triwulan II 2025.

Perlambatan ini ditunjukkan dengan menurunnya nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) dari 39,26% pada triwulan sebelumnya menjadi 34,05%.

Analisis menunjukkan bahwa penyebab utama perlambatan ini adalah kinerja dua sektor kunci:

Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan: Sektor ini mengalami penurunan kinerja dengan nilai SBT sebesar 9,07%, lebih rendah dari 12,96% di triwulan sebelumnya. Penurunan ini dipicu oleh beberapa faktor, yaitu:

Kemarau basah, yang memicu pertumbuhan hama dan mengancam produksi tanaman pangan.

Berakhirnya panen raya untuk komoditas hortikultura.

Bibit siklon yang menghambat aktivitas perikanan.

Sektor Perdagangan: Sektor ini mencatatkan kontraksi sebesar -1,56%, yang merupakan penurunan signifikan dari 1,50% di triwulan sebelumnya.

Perlambatan ini terutama disebabkan oleh berakhirnya momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti Nyepi dan Idulfitri, yang sebelumnya mendorong peningkatan konsumsi.
Meskipun demikian, ada sektor yang menunjukkan kinerja positif, yaitu Transportasi dan Pergudangan.

Sektor ini mengalami peningkatan sebesar 0,32%, didorong oleh meningkatnya jumlah wisatawan domestik maupun mancanegara yang datang ke Bali selama musim liburan sekolah dan musim panas.

Para pelaku usaha di Bali tetap optimistis bahwa perekonomian akan kembali pulih dan tumbuh positif di triwulan III 2025, dengan prakiraan nilai SBT mencapai 61,67%.

Optimisme ini didasarkan pada perkiraan berlanjutnya musim liburan yang akan terus meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bali. ***

Berita Lainnya

Terkini