Datangkan Turis, Bali Diminta Perjuangkan Penghapusan Karantina bagi Wisman

6 November 2021, 06:15 WIB
AVvXsEgNlRfqItPJNwoQLaMo jMdzJjnKSj0GLwsjeUCog e9VYuuKT iKE Pwya2J9ed1f8QHK9uApcc3YR6P5HNNSc RRwsP5eFzbA2PXrvJD25zYf1M fIzwKlzWqe8sAYQP 25zMMGeQ7iTS mlGj2US1TM8jzlqGzWWe8sti2f gPWccvhXQbK7ZjWSiQ
Rapat koordinasi Plt. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok
Bagus Pemayun dan mantan Kepala Dinas Pariwisata provinsi Bali, Putu
Astawa bersama Kelompok Ahli Pembangunan Bidang Pariwisata, di Denpasar,
Jumat (5/11/2021)./Dok. Humas Pemprov Bali

Denpasar – Untuk bisa menarik kembali minat wisatawan asing datang ke Pulau Bali maka yang penting dilakukan saat ini dengan memperjuangkan penghilangan karantina bagi turis.

“Hal yang paling urgent yang harus diperjuangkan saat ini, khususnya untuk dapat menarik wisatawan mancanegara untuk bisa datang ke Bali adalah, menghilangkan karantina,” tegas Kordinator kelompok Ahli Pembangunan Bidang Pariwisata Pemerintah Provinsi Bali, IGAN Rai Surya Wijaya saat rapat koordinasi dengan Plt. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun dan mantan Kepala Dinas Pariwisata provinsi Bali, Putu Astawa bersama Kelompok Ahli Pembangunan Bidang Pariwisata, di Denpasar, Jumat (5/11/2021).

Menurutnya, saat ini syarat wisatawan mancanegara yang datang ke Bali adalah wajib dikarantina selama 3 x 24 jam. 

Meskipun itu sudah jauh lebih baik dari pada karantina 8 hari atau 5 hari, akan tetapi tetap menjadi ganjalan bagi wisatawan untuk berlibur ke Bali.

“Salah satu negara yang telah menghapus karantna adalah Thailand. Kita harus belajar dari Thailand, kalau ingin pariwisata dan ekonomi Bali cepat bangkit”, tegasnya lagi.

Plt. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun menyampaikan semua program pembangunan pariwisata Bali yang secara fundamenal sudah diletakkan oleh pendahulunya, akan dilanjutkan.

Khusus selama pandemi Covid-19, pariwisata Bali terasa mandeg karena tidak adanya pergerakan wisatawan mancanegara ke Bali. 

Maka dari itu pasca pandemi ini pariwisata Bali harus digarap dengan lebih serius lagi untuk menuju pariwisata budaya Bali berkualitas dan berkelanjutan.

Tjok Bagus menjelaskan, membangun pariwisata budaya Bali ibarat membangun rumah dengan 5 pilar, yaitu Akademisi, Bisnis, Community, Government dan Media yang sering disingkat ABCGM.

“Kelima pilar ini harus sama-sama kuat, dan semua komit dan saling mendukung untuk mewujudkan sebuah bagunan yang kuat dan kokoh, tandasnya.

Begitu juga pariwisata Budaya Bali, jika kelima pilar ini sama-sama saling dukung dan memiliki tujuan yang sama untuk kemajuan kita bersama, maka pariwisata Bali pasti akan kuat, kokoh dan sudah tentu akan terwujud pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.

Untuk menuju kearah itu, sebagai penerus, Tjok bagus yang saat ini masih menjabat Kepala Biro Ekbang Seda Provinsi Bali itu mohon selalu diberi masukan, apabila perlu kritikan yang sifatnya membangun demi pariwisata Bali dan kemajuan ekonomi masyarakat Bali.

Mantan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh masyarakat Bali khususnya para pelaku pariwisata, asosiasi pariwisata, Kelompok Ahli pembangunan bidang Pariwisata, para tokoh pariwisata lainya yang membantunya selama ini.

Ia contohkan dalam membuat peraturan-peraturan tentang pariwisata baik Perda maupun Pergub banyak dibantu para tokoh pariwisata. 

Menyusun Protokol CHSE, selanjutnya melakukan verifikasi fasilitas pariwisata, semua secara gotong royong bersama pelaku pariwisata. Demikian juga, vaksinasi terhadap para tenaga pariwisata, semua atas bantuan teman-teman di pariwisata.

Ia berpesan, ada beberapa PR yang memanng belum selesai salah satunya pembangunan pariwisata digital yang harus dilanjutkan karena program ini akan sangat mendukung pembangunan pariwisata budaya Bali yng berkualitas dan berkelanjutan. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini