Daur Ulang Sampah Jadi Kostum Ramah Lingkungan, Tampil Apik saat Perayaan HAN di Yogyakarta

Perayaan Hari Anak Nasional di Yogyakarta dengan tema lingkungan untuk mengedukasi anak-anak tentang bagaimana mengelola sampah dengan baik yang bernilai jual tinggi.

10 Agustus 2024, 16:43 WIB

Yogyakarta – Menggunakan kostum-kostum hasil daur ulang sampah mampu menyuguhkan penampilan unik dan menarik anak-anak saat perayaan Hari Anak Nasional (HAN )2024 di Kemantren Mantrijeron Yogyakarta

Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2024 bertemakan “Dengan Peduli Lingkungan, Anak Terlindungi, Indonesia Maju” digelar Lazismu beserta jajaran pendidikan Dasar Menengah (Dasmen) Pimpinan Cabang Menengah (PCA) Kemantren Mantrijeron Kota Yogyakarta.

Acara dikemas melalui dua acara yakni fashion show serta mendongeng bersama dipimpin Kak Dani.

Kegiatan berlangsung di Gedung ‘Aisyiyah Harnas Suryodiningratan Kota Yogyakarta, Sabtu 10 Agustus 2024.

Dijelaskan Ketua panitia acara, Yati, sekitar 350 anak mengikuti kegiatan terdiri dari 6 TK 3 Kelompok Bermain (KB) Aisyiyah se-Kemantren Mantrijeron. Ini merupakan bagian amal usaha dari Dasmen Mantrijeron.

Even tersebut tak lain lagi adalah untuk memupuk bakat anak di Hari Anak Nasional ini. Meski sebenarnya HAN sudah lewat yaitu pada 23 Juli.

“Karena pas Hari Anak Nasional kemarin bertepatan di hari masuk sekolah jadi acaranya penuh dan para guru menyepakati bersama diselenggarakan hari ini,” kata Yati kepada wartawan usai acara.

Ketua Paud Dasmen PCA Kemantren Mantrijeron, Indah Yuliwati Sri Kusdahayu menjelaskan ia bersama panitia lain menyisipkan tentang lingkungan karena ingin mengedukasi anak-anak tentang bagaimana mengelola sampah dengan baik yang bernilai jual tinggi.

Dipilihnya tema tentang lingkungan ya karena kan sekarang di Jogja lagi darurat sampah, maka kita berusaha mengenalkan kepada anak-anak tentang kondisi itu dengan harapan anak-anak bisa menjaga lingkungan sejak dini dengan cara meminimalisir sampah dan memanfaatkan sampah.

“Jadi biar anak-anak tahu kalau sampah itu tidak selalu kotor, bisa gunakan sebagai bahan kerajinan seperti ini,” lanjutnya.

Indah menambahkan, perayaan kolaborasi HAN kali ini merupakan tahun yang pertama.

Jika perayaan seperti ini di cabang merupakan tahun pertama, karena kemarin-kemarin itu diselenggarakan dilembaga masing-masing (sekolah).

Mewakili para orang tua yang mendampingi anak-anaknya tampil diacara tersebut, warga asal Suryowijayan Kota Yogyakarta, Maya mengapresiasi para panitia yang telah me menyediakan ruang untuk anak-anak menyalurkan bakatnya.

Menurut Maya, acara ini bisa melatih mental anak lebih percaya diri dan semakin kreatif.

Terbukti, putrinya diakui sangat antuasias mengikuti acara terutama disesi fashion show.

“Alhamdulillah sangat senang sekali ya, terutama anak saya dari awal memang sangat antusias mengikuti acara ini, karena dia ini bersemangat jadi saya sebagai ibu yang mengantarkannya pun ikut semangat dan bangga banget anak saya bisa tampil diacara seperti ini,” ucap Maya.

Secara kebetulan anaknya l sudah seringkali ikut ya, jadi dia benar-benar senang gitu.

“Mungkin bisa lebih dari 5 ikut event kayak gini ya sekitar 3-6 kalinya,” imbuh Maya.

Terkait pembuatan kostum fashion show untuk putrinya tersebut, Maya mengaku dalam proses pembuatannya membutuhkan waktu selama dua hari.

Diceritakan, anaknya kebetulan minta tas kresek bekas sama bungkus mie instan. Dia membuatnya dengan cara dicicil, pertama bentuk bunganya dulu pakai bungkus mie instan itu baru tas kresekmya digunting-gunting lalu tempel pakai lem tembak supaya enggak lepas.

“Ya paling satu baju itu dua hari selesai buatnya. Yang lama ngumpulin bahannya,” terangnya.

Oleh karena itu kedepan, ia berharap para panitia setiap tahunnya membuat acara serupa.

“Sekali lagi acara ini sangat bagus ya, kita bisa kasih contoh ke anak-anak kalau sampah tidak langsung kita buang malah sampah bisa dibuat baju yang seperti ini lho.

Dikatakan, anak-anak ikut membantu dengan kreativitasnya sendiri. Oh tas kresek bisa jadi baju toh bun, bungkus mie instan bisa dibuat hiasan bunga (aksesoris bajunya),” katanya

“Ini artinya yang terpenting bisa ngajari anak-anak agar mereka tidak buang sampah sembarangan ,” pungkas Maya. ***

Artikel Lainnya

Terkini