Gunungkidul – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dijanjikan belum juga menyentuh siswa-siswi di SMPN 1 Pathuk, Kabupaten Gunungkidul.
Sekolah yang berlokasi strategis di perbatasan Wonosari dan Jogja ini hingga kini masih menanti lampu hijau dari Sentra Pengolahan Pangan Gratis (SPPG) Beji, mitra yang telah menjalin nota kesepahaman (MoU) dengan pihak sekolah.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala SMPN 1 Pathuk, Munsoji, mengungkapkan semua persiapan data telah rampung. Survei dan pengumpulan data 458 siswa penerima manfaat sudah selesai dilaksanakan, namun jadwal pelaksanaan MBG masih belum pasti.
“Kami sudah ditanya soal jumlah siswa, jam pengiriman, bahkan draf MoU sudah kami terima. Tapi sampai sekarang mereka belum memberi tahu kapan akan mulai,” ujar Munsoji saat ditemui pada jam istirahat, Kamis (27/11/2025).
Penantian ini bukan tanpa alasan. SMPN 1 Pathuk secara sengaja memilih bermitra dengan SPPG Beji karena menawarkan jaminan kualitas dan keamanan makanan.
Munsoji menjelaskan SPPG Beji akan ditangani oleh chef profesional, sebuah pertimbangan krusial yang muncul dari pengalaman pahit baru-baru ini.
“Dua minggu lalu hampir semua guru keracunan [akibat katering biasa], ada yang sampai masuk ICU. Bayangkan kalau itu terjadi pada anak-anak,” bebernya, menekankan pentingnya standar keamanan pangan.
Munsoji menyebutkan pembangunan SPPG memang sedang dikebut di beberapa lokasi, seperti Pathuk, Ndugo, Beji, dan Nglegi. SPPG Ndugo dilaporkan sudah siap sepenuhnya, sementara SPPG Beji hampir rampung dan hanya tinggal menunggu survei akhir sebelum dapat beroperasi.
Komunikasi terakhir dengan SPPG Beji via WhatsApp seminggu lalu juga memberikan secercah harapan.
Pihak SPPG sudah menjelaskan sistem keamanan makanan mereka, termasuk aturan ketat agar makanan tidak dikonsumsi lebih dari enam jam setelah dimasak.
Dengan kesiapan SPPG Beji yang kian matang, Munsoji berharap program MBG untuk 458 siswa ini dapat segera dimulai setelah masa ujian dan liburan sekolah usai, kemungkinan besar pada awal tahun 2026.
“Kami optimistis dengan SPPG Beji, karena mereka memiliki chef profesional dan standar keamanan yang jelas. Semoga MBG segera berjalan, sehingga anak-anak bisa mendapatkan makanan bergizi tanpa risiko,” pungkas Munsoji, menanti kepastian jadwal operasional dari SPPG Beji.***

