Dewan Dorong Sopir Transportasi di Bali Manfaatkan Aplikasi Online

20 Juni 2017, 23:13 WIB
Anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD Bali Nengah Tamba

DENPASAR – Ketua Komisi III DPRD Bali I Nengah Tamba menegaskan dalam menghadapi persaingan dan perkembangan teknologi khususnya dalam bidang transportasi para sopir harus mempersiapkan diri degan baik berani melakukan perubahan termasuk menggunakan aplikasi berbasis online.

Menurutnya, trend perkembangan teknologi seperti berbasis online tidak bisa dibendung lagi. Demikian juga, dengan tuntutan masyarakat pengguna jasa transportasi yang ingin kepastian, kecepatan dan kenyamanan harus dijadikan tantangan para sopir untuk menjawabnya.

Tamba mengusulkan solusi menyudahi masalah keberadaan taxi berbasis aplikasi di Bali, mau tidak mau dengan menggunakan sistem dan teknologi itu sendiri

Dia bisa memaklumi perjuangan menolak taxi online, hanya saja kehadiran taxi online tak bisa dibendung seiring kemajuan teknologi, apalagi mampu memberi kepuasan bagi custemer (penumpang).

Untuk itu, bakal caleg DPR RI dari partai Demokrat yang populer dengan singkatan TMS (Tamba Menuju Senayan), meminta para sopir konvensional di Bali untuk memanfatkan teknologi. Caranya, dengan membuat aplikasi sehingga bisa memberikan pelayanan berbasis online kepada masyarakat.

Dengan sama-sama menggunakan layanan berbasis online, para sopir taxi konvensional dan sopir taxi online yang sudah ada sebelumnya, bisa bersaing secara sehat. Tamba menegaskan itu usai menghadiri deklarasi Aliansi Sopir Transport Bali atau Alstar-B, di wantilan DPRD Bali, Selasa (20/6/2017).

Persaingan yang dikedepankan adalah bagaimana memuaskan konsumen. Jika custumer merasa nyaman dan puas dengan sistem berbasis online, maka sopir taxi konvensional perlu menyikapinya dengan memberi pelayanan sesuai kebutuhan custumer, yakni menyediakan layanan berbasis aplikasi.

Politisi vokal asal Jembrana ini mengatakan, Pemerintah Pusat sudah melegalkan taxi online melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 26/2017. “Satu-satunya cara terbaik yang bisa dilakukan adalah bersaing secara sehat dengan taxi online itu,” jelas dia.

Para sopir harus segera menentukan sikap, aplikasi online lawan dengan aplikasi online. Ini solusinya. Layanan berbasis online itu menjadi kebutuhan. Kita sudah siap MEA, ini era ekonomi Global, persaingan tidak bisa dihindari.

“Sukses bisnis caranya hanya bagaimana kita tahu kebutuhan custumer, bagaimana cara kita melayani custumer. Kalau custumer butuh online, ya buat online lebih berkwalitas,” sambungnya..

Selain menyiapkan aplikasi, sopir taxi konvensional ini perlu memperkuat keahliannya, salah satunya kemampuan berbahasa asing. Aplikasi online, harus punya keahlian juga. Kuncinya adalah bagimana layanan yang diberikan bisa memberi kepuasan kepada konsumen atau masyarakat. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini