KabarNusa.com – Kalangan anggota DPRD Jembrana menyayangkan tidak difungsikannya Kapal penyedot pasir yang harganya miliaran rupiah milik Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan.
Hal itu beralasan sebab, kapal itu karena pengguna pelabuhan sangat membutuhkan terlebih dengan ditetapkannya kawasan ini menjadi inti Minapolitan.
Anggota DPRD Jembrana asal Pengambengan H. Adrimin mengatakan, problem yang dialami nelayan adalah kesulitan masuk ke dermaga untuk menimbang hasil tangkapannya di Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
Kapal terhalang masuk kolam labuh karena adanya pasir dari laut yang tertimbun membentuk sedimen.
Karena itu, adanya proyek pengerukan diperlukan supaya memperlancar perahu ke kolam.
Pihaknya menyayangkan, jika kapal tersebut tidak bisa digunakan.
“Kapal penyedot pasir itu semestinya dipergunakan. Jika tidak bisa digunakan karena berbagai kendala, seharusnnya diambil langkah-langkah perbaikan,” terangnya.
Diiketahui, kelangsungan Minapolitan Pengambengan kini tergantung kawasan inti yakni PPN Pengambengan.
Beberapa tahun lalu, sempat mengalami paceklik ikan, Minapolitan tidak akan berjalan apabila hasil tangkapan ikan tidak memenuhi.
Saat ini PPN Pengambengan masih dikembangkan fokus pada kolam labuh. Hanya saja, kolam labuh sering tidak bisa dilalui karena adanya pengendapan pasir di kolam labuh. Sehingga perahu tidak bisa bersandar atau masuk ke kolam.
Kepala Bappeda Jembrana, I Ketut Swijana mengatakan telah melakukan langkah agar upaya minapolitan di Pengambengan terwujud dengan mengembangkan kawasan penyangga.
Langkah itu, seperti penyediaan Puskesmas Rawat Inap, pendidikan, pabrik es hingga akses jalan yang sudah dianggarkan tahun ini.
Selain itu lahan untuk perluasan Pelabuhan juga telah disediakan hingga total sembilan hektar. (dar)