Diarak Bak Manten Sunat, Ketua RT sebagai Ikon Karnaval dalam Perayaan Kemerdekaan di Banjarsari Demak

perayaan Hari Kemerdekaan, Desa Banjarsari, Demak, mengukir tradisi yang unik dengan menjadikan para ketua RT sebagai ikon utama karnaval.

25 Agustus 2025, 12:32 WIB

Demak– Di tengah hiruk pikuk perayaan Hari Kemerdekaan, Desa Banjarsari, Demak, mengukir tradisi yang unik dengan menjadikan para ketua RT sebagai ikon utama karnaval.

Alih-alih arak-arakan figur pahlawan, mereka diarak bak ‘manten sunat’ (pengantin sunat).

Peran ini membawa nuansa humor dan keakraban, mengubah sosok pemimpin masyarakat menjadi subjek seni pertunjukan yang menghibur dan sarat makna.

Makna Simbolis di Balik Ikon Budaya

Pergeseran peran ini memiliki makna simbolis yang mendalam. Para ketua RT, yang sehari-hari dikenal sebagai sosok berwibawa, kini tampil dalam balutan tradisi yang sakral namun diolah menjadi komedi.

Arak-arakan ‘manten sunat’ merepresentasikan daur hidup masyarakat—dari anak-anak yang memasuki usia dewasa hingga para pemimpin yang ‘menikah’ dengan tanggung jawab sosial mereka.

Aksi ini menjadi cerminan bahwa kepemimpinan dan budaya bisa berjalan beriringan, bahkan dalam wujud yang paling jenaka.

Seni Partisipatif: Ketika Pemimpin dan Warga Menjadi Bagian dari Pertunjukan

Keunikan ini juga menyoroti konsep seni partisipatif, di mana tidak ada sekat antara penampil dan penonton. Para ketua RT secara sukarela menjadi bagian dari karnaval, berinteraksi langsung dengan warga yang bersorak dan tertawa.

Melalui kegiatan ini, perayaan tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga sebuah kolaborasi kreatif yang memperkuat ikatan sosial dan rasa kebersamaan.

Mereka adalah seniman dan sekaligus bagian dari karya seni itu sendiri, membuktikan bahwa seni budaya bisa lahir dari partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat.***

Berita Lainnya

Terkini