![]() |
Gubernur Bali, Wayan Koster meresmikan pasar ini, dihadiri Kepala Kantor Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, Bupati Buleleng, Agus Suradnyana, Selasa (30/3/2021)/ist. |
Singaraja – Pasar Banyuasri, Singaraja Bali,yang dibangun dengan menelan total dana
sebesar Rp 175 milyar telah menerapkan transaksi pembayaran berbasis
digitalisasi QRIS.
Gubernur Bali, Wayan Koster meresmikan pasar ini, dihadiri Kepala Kantor Bank
Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, Bupati Buleleng, Agus Suradnyana,
Selasa (30/3/2021).
Kepala KPw BI Bali, Trisno Nugroho, Bank Indonesia Propinsi Bali
mengapreesiasi Pasar Banyuasri yang megah ini. “Pasar Banyuasri the most
beautiful market tradisional in Bali,” ujar Trisno.
Ia memberikan ucapan selamat HUT Singaraja ke-417, semoga semakin jaya dan
semakin berkomitmen untuk masyarakat Singaraja yang sejahtera, serta terus
mensosialisasikan serta menggencarkan program digitalisasi berbasis Qris, di
pasar Banyuasri.
Langkah ini sebagai upaya membantu pemulihan ekonomi daerah khususnya dan
nasional pada umumnya.
“Salah satu cara yang kami lakukan adalah terus menerus mengedukasi,
mempromosikan dan mengajak masyarakat untuk mengadopsi pembayaran nirsentuh
sebagai salah satu upaya menjaga protokol kesehatan juga,” jelasnya.
Digitalisasi pembayaran dapat menjadi langkah awal bagi para pedagang pasar
tradisional mendapat pinjaman dari perbankan untuk mengembangkan usaha.
Terlebih Bali saat ini menduduki posisi tujuh urutan nasional dengan 200 ribu
mercant yang menggunakan QR Code Indonesian Standard (QRIS). Artinya sejak
diluncurkan pada Agustus 2019 sosialisasi dan edukasi berjalan seperti yang
diharapkan.
Bahkan Bali menjadi contoh model bagaimana mengkampanyekan QRIS kepada
masyarakat.
“Berdasarkan penelitian UI,Bali masuk urutan ke 4 se Indonesia dalam
percepatan penggunaan QRIS dalam transaksi digital,” kata Trisno. Untuk
penggunaan QRIS di Pasar, bayar parkir, retribusi,berbelanja sampai
menggandeng Aplikasi Gojek.
Peluang dan potensi pemanfaatan QRIS sebagai salah satu kanal pembayaran
non-tunai dalam mendorong lembaga-lembaga keuangan mikro guna meningkatkan
kinerja lembaga yang juga mampu memberi kontribusi positif terhadap
peningkatan perekonomian Bali.
”Dalam rapat-rapat Dewan Gubernur BI, Bali kerap disebut-sebut dan dijadikan
contoh penerapan QRIS, apalagi ditambah ratusan koperasi dan seribu lebih LPD
berencana menggunakan QRIS,” tutur Trisno.
Setelah dimulai pembangunannya pada November 2019, Para pedagang tradisional
kini dapat memanfaatkan bangunan megah di pasar Banyuasri ini untuk
meningkatkan perekonomian, di tengah pesatnya perkembangan pasar dan toko-toko
modern.
Pengerjaannya dimulai pada Desember 2019 lalu, oleh PT Tunas Jaya Sanur.Pasar
berlantai tiga dengan luas 20.400 meter persegi itu memiliki 92 unit ruko, 200
los basah dan 252 los kering di lantai satu, 244 los kering dan 184 kios di
lantai dua, serta delapan unit kios kuliner dan areal parkir di lantai tiga.
Pasar itu juga memiliki fasilitas berupa tangga eskalator, lift untuk
pengunjung, serta AC khusus untuk los daging.Bupati Buleleng, Putu Agus
Suradnyana mengatakan, pasar tradisional selama ini kalah bersaing dengan
pasar modern, sebab terkesan kumuh.
Dengan merevitalisasi dan mendigitalisasi Pasar Banyuasri menjadi pasar semi
modern, diharapkan minat masyarakat untuk berbelanja di pasar modern semakin
meningkat.Bahkan ia juga merancang pasar tersebut menjadi objek city tour.
(rhm)