Ilustrasi/Dok. Kabarnusa |
Riyadh – Arab Saudi usir Dubes Lebanaon dan beri waktu 48 jam untuk segera meninggalkan negara Arab Saudi.
Pengusiran
ini merupakan bentuk kemarahan Arab Saudi atas pernyataan Menteri
Informasi Lebanon George Kordahi yang mengkritik Koalisi pimpinan Arab
Saudi dalam perang tujuh tahun di Yaman.
Kordahi dalam
sebuah wawancara pada 25 Oktober 2021 menyatakan bahwa Houthi berperang
untuk mempertahankan diri melawan agresi dari luar.
Menurutnya,
koalisi negara pimpinan Arab Saudi telah membombardir rumah-rumah
mereka, kuburan, perhelatan perkawinan, dan desa-desa.
Dikatakan
upaya Arab Saudi sia-sia dalam perang tujuh tahun tersebut, dan sudah
waktunya untuk diakhiri, dikutip dari Sputnik News, 30 Oktober 2021.
Hubungan
Arab Saudi dan Lebanon jadi memburuk setelah Kordahi mengkritik peranan
Koalisi pimpinan Arab Saudi dalam perang di Yaman.
Koalisi
negara-negara sunni ini bersama milisi setempat berperang melawan
pemberontak Houthi yang shiah. Koalisi masih menguasai ibukota Yaman dan
sebagian besar wilayah Yaman utara.
Media pemerintah Arab Saudi mengumumkan pada hari Jumat bahwa duta besarnya di Beirut telah dipanggil pulang untuk konsultasi.
Saudi juga telah melarang semua impor dari Lebanon dan mempertimbangkan untuk memutuskan hubungan diplomatik sepenuhnya.
The
Gulf Cooperation Council atau Dewan Kerjasama Teluk akan melakukan
pertemuan guna membahas pengusiran semua duta besar Lebanon dari
negara-negara anggotanya.
Beberapa negara Teluk punya hubungan sangat dekat dengan Arab Saudi seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Kuwait.
Qatar
yang telah memperbaiki hubungannya dengan Arab Saudi selama setahun
terakhir bersikap hati-hati dengan tetap menjaga keseimbangan
hubungannya juga dengan Iran.
Pada Jumat lalu Menlu Bahrain juga
telah mengusir Dubes Lebanon dan memberikan batas waktu 48 jam untuk
segera meninggalkan negaranya.
Namun disampaikan bahwa bagi warga Lebanon yang berada di Bahrain masih dipersilakan bisa tetap tinggal dan tidak diusir.
Sementara
itu PM Lebanon Najib Mikati menyesalkan keputusan Arab Saudi ini dan
meminta pemimpin negara-negara Arab untuk membantu Lebanon mengatasi
krisis dengan Arab Saudi ini.
Pada Jumat 29 Oktober 2021
Najib Mikati menyatakan bahwa pernyataan Kordahi tersebut bukan mewakili
sikap pemerintah Lebanon dan dia menegaskan kembali pentingnya hubungan
Lebanon-Teluk. (fda)