Dirazia Petugas, Pemandu Kafe Menangis Histeris

26 November 2015, 21:43 WIB

razia%2Bkafe%2Bjembrana

JEMBRANA – Jajaran Polres Jembrana, Bali belakangan ini sangat gencar melakukan giat-giat operasi ke wilayah-wilayah rawan gangguan kamtibmas. Langkah tersebut dilakukan petugas untuk mengantisipasi berbagai bentuk gangguan kamtibmas dan berbagai bentuk kejahatan, termasuk penyalahgunaan narkoba.

Seperti yang dilakukan di kawasan pesisir Desa Delod Berawah, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali. Puluhan personil Polres Jembrana berpakaian dinas dan preman menyisir sejumlah kafe/warung remang-remang.

Operasi mulai pukul 23.00 wita hingga pukul 01.00 dini hari, dipimpin KBO Reskrim Polres Jembrana Iptu Aan Saputra, memeriksa semua pengunjung kafe, cewek kafe dan barang bawaannya guna mengantisipasi penyalahgunaan narkoba.

“Dari sejumlah kafe yang kita periksa, tidak ditemukan narkoba. Kita hanya menemukan pekerja kafe yang tidak memiliki KTP dan satu pekerja masih dibawah umur,” terang Iptu Aan Saputra, seizin Kapolres Jembrana, Selasa (24/11) malam.

Menurutnya ada enam wanita pekerja kafe diketahui tidak memiliki KTP dan satu orang diketahui masih di bawah umur, yakni EY (17), asal Tegal Badeng Timur, Negara. Mereka kemudian dinaikan ke mobil polisi dan diamankan di Mapolres Jembrana untuk pembinaan. Pemilik kafe yang pekerjanya diamankan juga diminta datang ke Polres Jembrana guna dimintai keterangannya.

Selain mencari narkoba menurut Aan Saputra, giat tersebut juga untuk mengantisipasi pelaku kejahatan lainnya termasuk jaringan teroris karena tidak menutup kemungkinan pelaku-pelaku kejahatan memanfaatkan tempat hiburan malam untuk bersembunyi.

Menariknya, dari operasi salah seorang wanita pekerja kafe nangis histeris dan mengiba kepada petugas saat hendak dinaikan ke mobil polisi karena tidak bisa menunjukan KTP.

“Pak saya mohon jangan dibawa pak. Malu saya pak di tonton banyak orang. KTP saya masih di kepala dusun pak karena saya baru datang ke desa ini,” kata Ririn sapaan pamandu kafe merengek kepada petugas.

Meskipun telah mengiba, petugas tetap memaksa wanita tersebut agar naik ke atas mobil. Sayangnya wanita asal Bandung tersebut malah terus menangis.

Akhirnya, petugas tidak jadi membawa wanita tersebut ke Mapolres Jembrana setelah pemilik kafe menjami kalau wanita tersebut memiliki KTP, namun masih dibawa kepala dusun setempat untuk didata sebagai penduduk pendatang.(dar)

Berita Lainnya

Terkini