Dorong Ekonomi Kerakyatan, Pasar Modal Siapkan Akses Pendanaan Alternatif Bagi UMKM!

Diruit KSEI Samsul Hidayat, menegaskan komitmen kuat KSEI mengampanyekan investasi sebagai pilar penguatan ekonomi nasional.

15 November 2025, 13:49 WIB

Ubud – Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Samsul Hidayat, menegaskan komitmen kuat KSEI selama bertahun-tahun untuk aktif mengampanyekan investasi sebagai pilar penguatan ekonomi nasional.

Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui hampir 1.000 galeri investasi di seluruh penjuru negeri, berperan fundamental dalam mengedukasi masyarakat tentang pasar modal dan pondasi ekonomi yang menyertainya.

Namun, Samsul mengakui, akselerasi pasar modal tidak bisa berdiri sendiri. Ia menekankan pentingnya sinergi dengan pemerintah pusat dan daerah guna memastikan kegiatan ekonomi di wilayah tersebut dapat ditingkatkan secara nyata.

“Pasar modal adalah cerminan vital dari denyut nadi ekonomi Indonesia,” tandas Samsul dalam Capital Market Journalist Workshop di Ubud 13-14 November 2025.

Capital Market Journalist Workshop menghadirkan narasumber Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan
Lembaga Efek Otoritas Jasa Keuangan, Eddy Manindo Harahap, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman, Direktur Utama Kliring Penjaminan Efek Indonesia Iding Pardi ,Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia Samsul Hidayat dengan moderator : Direktur Kliring Penjaminan Efek Indonesia Antonius Herman Azwar

Data market membuktikan, gambaran ini mendekati bagaimana kegiatan ekonomi berjalan di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua.

Dalam menyikapi kebijakan pemerintah, KSEI menyatakan sistem mereka akan bergerak adaptif, terutama dalam aspek teknologi dan biaya operasional.

Namun, inovasi pasar modal yang paling menjanjikan datang dari skema Layanan Urun Dana berbasis Teknologi Informasi (E-CF atau Equity Crowdfunding).

Program ini kini telah menjadi sumber pendanaan alternatif yang signifikan bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) di luar sektor perbankan.

Hingga saat ini, tercatat total efek yang diterbitkan sudah mendekati 900 dengan sekitar 400 penerbit dan 16 penyelenggara E-CF.

Samsul Hidayat berharap, E-CF ini dapat menyuntikkan energi baru bagi UKM dan perusahaan kecil menengah untuk bergerak tumbuh.

Meskipun saat ini pendanaan yang bisa ditarik melalui E-CF masih terbatas (maksimal Rp10 miliar, dengan realisasi rata-rata di kisaran Rp500 juta hingga Rp1 miliar), skema ini diharapkan menjadi cikal bakal bagi perusahaan-perusahaan kecil ini untuk suatu saat nanti bisa melantai di bursa (IPO).

Fasilitas yang tersedia di pasar modal ini adalah instrumen strategis untuk memperkuat ekonomi kerakyatan di Indonesia, memberikan harapan dan kesempatan bagi pelaku usaha kecil untuk mengakses modal dan memperluas skala bisnis mereka.***

Berita Lainnya

Terkini