Buleleng – Suasana Wantilan Kaliuntu, Buleleng, Bali, pada 2 Maret 2025, dipenuhi antusiasme warga yang mengikuti sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Acara yang diselenggarakan oleh DPR RI dan Badan Gizi Nasional atau BGN ini dihadiri sekitar 300 peserta, yang ingin memahami lebih dalam tentang program unggulan Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Program MBG, yang telah diluncurkan pemerintah pada 6 Januari 2025, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi gizi masyarakat.
Kehadiran Anggota Komisi IX DPR RI Tutik Kusuma Wardhani, Tenaga Ahli Promosi dan Edukasi Gizi Fatimah Zahrah Santoso, dan Guru Besar ISI Denpasar I Nyoman Sedana menandai pentingnya sosialisasi Program MBG.
Program ini memastikan makanan yang disajikan memenuhi standar gizi yang ketat. Dalam kesempatan tersebut, Tutik Kusuma Wardhani menekankan bahwa MBG adalah langkah strategis pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM, khususnya gizi anak-anak sekolah.
Program ini memiliki tujuan ganda, yaitu meningkatkan gizi masyarakat, terutama anak dan ibu, serta mengurangi angka stunting dan malnutrisi.
Di samping itu, program ini juga bertujuan untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan ekonomi kerakyatan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Bank Dunia pada tahun 2024, pemberian makanan bergizi terbukti efektif dalam meningkatkan tingkat kehadiran dan partisipasi anak di sekolah, serta mengurangi angka malnutrisi dan stunting.
Tutik Kusuma Wardhani menyampaikan ajakan tulus kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya warga Bali, untuk mendukung program yang baru pertama kali hadir di tanah air ini.
“Mari kita ukir sejarah menuju Indonesia Emas 2045, dengan membangun generasi yang sehat, cerdas, dan produktif. Makanan bergizi adalah fondasi bagi masa depan yang gemilang, dan kita semua adalah agen perubahan untuk mewujudkannya,” pungkasnya dengan penuh harapan.
Program MBG, sebuah terobosan baru di Indonesia, memulai perjalanannya dengan anggaran Rp 71 triliun, bertujuan untuk memberikan manfaat kepada 17,5 juta anak hingga September 2025.
Seiring dengan perkembangan, pemerintah berencana menambah anggaran sebesar Rp 100 triliun, sehingga total menjadi Rp 171 triliun, yang akan memungkinkan program ini menjangkau 82,9 juta penerima di akhir tahun.
Target penyaluran program ini dilakukan secara bertahap, dengan 3 juta anak menerima makanan bergizi pada April 2025, meningkat menjadi 15 juta pada Agustus 2025, dan mencapai cakupan penuh di akhir tahun. ***