Kabarnusa.com – Pro-kontra rencana reklamasi Teluk Benoa terus bergulir di masyarakat. Hanya saja, kelanjutan reklamasi akan ditentukan dua hal, apakah Tuhan dan pemerintah mengizinkan atau sebaliknya.
Direktur PT Tirta Wahana Internasional Indonesia (TWBI) Heru B Wasesa menyatakan, pihaknya siap membangun komunikasi, dengan siapa saja seperti lewat diskusi secara terbuka.
Tentunya, ruang itu, bagi mereka yang belum mengerti, memahami seputar rencana reklamasi yang digawangi PT TWBI.
Sedangkan, bagi pihak yang tetap tidak mau mengerti, dia menyatakan tidak bisa berkata apa lagi.
Mengenai hasil riset dan kajian yang disampaikan tim ForBali bahwa ada sekira 70 titik kawasan suci di Teluk Benoa yang harus dijaga dan dilestarikan, Heru menegaskan, dirinya bukan ahli soal itu.
“Saya tidak mau dengar dari yang bukan ahlinya, kalau kita harus dengar dari yang bukan ahlinya, bangsa ini bisa cilaka, kalau kita mendengar dari yang ahlinya, oke, itu saja,” sergahnya di sela aksi tanam mangrove yang digagas Forum Peduli Mangrove dihadiri unsur masyarakat, TNI hingga LSM di pesisir Telaga Waja, Teluk Benoa Minggu 7 Februari 2016.
Bahkan, dia mengaku tidak mau bicara soal dukung mendukung, pro dan kontra reklamasi.
“Begini saja tawaran saya. kalau Tuhan memang tidak mengizinkan dan pemerintah demikian, saya stop,” tegas Heru.
Tetapi, pada saat Tuhan dan pemerintah, mengizinkan, maka pihaknya mengajak semua untuk diskusi, duduk bareng.
“Apa yang saya boleh, apa yang tidak boleh, apa manfaatnya buat masyarakat Bali,” tegasnya lagi.
Jikapun, itu semua harus diformalkan, kalaupun harus didengungkan secara formal, pihaknya siap saja melakukan.
“Saya siap menandatangani perjanjian tersebut di depan publik masyarakat Bali, masyarakat berhak mengetahui plus minus dari reklamasi,” imbuhnya.
Yang tidak boleh, kata dia, orang belum melakukan kerusakan kemudian dituduh telah merusak. (rhm)