Denpasar– Aktivitas ekspor produk holtikultura seperti buah manggis asal Provinsi Bali ke beberapa negara mulai menggeliat setelah dua tahun terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Kekinian, sebanyak 53,7 ton buah manggis asal Bali diekspor ke China menutup akhir tahun 2022.
Menggeliatnya ekspor manggis yang merupakan komoditas buah buahan terutama ke Cina mulai terlihat pasca-dua tahun mengalami keterpurukan yang diakibatkan pandemi.
Bulan Desember ini merupakan awal kembalinya eksistensi Si Ratu Buah di pasar internasional terutama Cina.
Pejabat Karantina Denpasar memeriksa sebanyak 53,7 ton buah manggis dengan nilai ekspor Rp3,3 Miliar rupiah tujuan Cina.
Komoditas tersebut telah dibersihkan dan dikemas di rumah kemas manggis yang teregistrasi oleh GACC.
Pemeriksaan manggis meliputi hama target negara tujuan sesuai dengan Protokol Ekapor Manggis ke Cina serta ketertelusuran komoditas manggis tersebut.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar – drh.I Putu Terunanegara menyatakan, setelah dinyatakan bersih dan sehat serta tidak ditemukan hama target, maka diterbitkan Phytosanitary Certificate.
Sertifikat itu sesuai dengan ketentuan yang ada pada Protokol Ekspor Manggis ke Cina.
Hal ini menjadi awal yang bagus bagi kebangkitan ekspor manggis ke Cina setelah lama tersendat.
“Semoga ditahun 2023 ekspor manggis ke Cina meningkat bisa dapat mensejahterakan pertanian hortikultura di Provinsi Bali,” imbuh Putu Terunanegara .***