Dukung Keberagaman, KCKB Ingin Jadi Perekat Persatuan di Bali

29 Juli 2019, 15:55 WIB
Ketua Forum Bela Negara (FBN) Bali Agustinus Nahak saat memberi pembekalan bela negara kepada anggota dan pengurus KCKB

Denpasar – Komunitas Cinta Kain Bali (KCKB) menegaskan komitmennya untuk bisa menjadi perekat persatuan di Pulau Bali. Peran komunitas ini, cukup strategis dalam memberikan kontribusi terhadap perkembangan dunia pariwisata di Bali.

Hal ini terlihat dalam apresiasinya mendukung potensi dan keberagaman kain khas Bali kepada dunia internasional.

“KCKB sejatinya punya misi mulia untuk memperkenalkan seni tradisional dan adat istiadat Bali yang luhur sehingga memperdalam kecintaan terhadap bangsa dan negara,” kata Ketua Forum Bela Negara (FBN) Bali Agustinus Nahak di Warung Jinah Bali, Renon Bali, Senin (28/7/2019).

Agus menyampaikan itu saat memberikan pembekalan Bela Negara kepada para pengurus dan anggota KCKB Bali. Sebagai wadah bagi perempuan yang fokus terhadap seni dan budaya Bali, KCKB juga menjadi salah satu pilar perekat persatuan.

Bahkan berkomitmen menjadi garda terdepan dalam ikut mensukseskan program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) bersama BNN.

“Komunitas kami yang sebagian besar juga adalah seorang ibu dalam keluarga ingin mengambil peran dalam upaya pencegahan bahaya penyalahgunaan narkoba,” tutur Pendiri KCKB yang juga Ketua Bidang Potensi Budaya FBN Bali Yoseva Listyati.

“Demikian juga, upaya membekali putra-putri dari sentuhan faham radikalisme melalui pengenalan budaya lewat Komunitas Cinta Kain Bali yang berorientasi pada kelestarian kain Bali,” sambungnya.

Dalam pandangannya, faham radikalisme bisa masuk kedalam berbagai sendi-sendi kehidupan. “Kami harus memastikan buah hati kami untuk memahami dasar-dasar kebangsaan dan NKRI Harga Mati,” tambah Eva.

Ia berharap, perempuan Bali seyogyanya harus mencintai kain Bali sebagai salah satu warisan bangsa di tengah perubahan zaman yang ada. Eva mengingatkan serbuan baju-baju bermerk (branded), dan gencarnya industri fashion luar negeri yang ditawarkan, jangan sampai perempuan Bali melupakan identitas sendiri.

“Sebagai perempuan Bali akan lebih anggun dengan mengenakan kain Bali,” ucapnya. (riz)

Berita Lainnya

Terkini