Jakarta – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendukung program
vaksinasi nasional pemerintah melalui Vaksinasi Gotong Royong dengan
berpartisipasi dan secara mandiri membiayai pembelian vaksin.
Vaksin-vaksin mandiri itu diperuntukkam bagi para pekerja, karyawan, maupun
keluarga karyawan untuk mencapai kekebalan komunal khususnya di lingkungan
kerja.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyambut baik kedatangan vaksin
siap pakai merk Sinopharm sebanyak 1,408 juta dosis pada Selasa, 13 Juli 2021
di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Kadin Indonesia menilai kedatangan vaksin ini sebagai jawaban permintaan dan
kebutuhan para pelaku usaha untuk segera melakukan vaksinasi bagi pekerja,
karyawan, maupun keluarga karyawan.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Hubungan Internasional, Shinta Widjaja
Kamdani, menyatakan hal itu dalam konferensi video sesaat setelah kedatangan
vaksin Sinopharm.
Ini tidak hanya menunjukkan komitmen kuat pemerintah untuk memenuhi kebutuhan
vaksin bagi masyarakat yang diberikan secara gratis.
“Tetapi juga menjawab permintaan dan kebutuhan kami para pelaku usaha untuk
dapat segera melakukan vaksin bagi pekerja, karyawan, maupun keluarga
karyawannya,” ujar Shinta.
“Prinsipnya, kami senantiasa akan mendukung upaya dari semua program
pemerintah yang bertujuan agar kita semua dapat segera lepas dari pandemi ini,
agar kehidupan kita dapat kembali pada normal, dan dapat beraktivitas untuk
bisa memulihkan kembali ekonomi kita, dan produktivitas dapat kita dapatkan
kembali,” ucap Shinta.
Selain itu, Kadin Indonesia juga menyiapkan sejumlah program untuk membantu
meringankan beban pemerintah dan masyarakat.
Di antaranya adalah membangun sentra-sentra vaksinasi di kawasan industri,
membangun rumah darurat oksigen, dan bentuk-bentuk bantuan lain yang dinilai
dapat membantu menanggulangi pandemi Covid-19.
“Wujud nyata dan komitmen kami untuk membantu mempercepat vaksinasi nasional
akan tetap terus kami lakukan. Buat kami membangkitkan kesehatan adalah upaya
untuk juga bisa sekali lagi membangkitkan ekonomi Indonesia,” tutupnya.
(rhm)