Denpasar – Gubernur Bali Wayan Koster akan meminta Dinas Tenaga Kerja, Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga, serta perguruan tinggi untuk mengadakan pelatihan gratis sebelum siswa SMK mendapatkan pekerjaan, sehingga mereka memiliki keahlian tambahan yang dapat meningkatkan penghasilan.
Koster mengutarakan hal itu saat membuka SMK Fest 2025 pada Kamis 10 April 2025 malam di Taman Budaya (Art Center), Denpasar .
Koster menilai perlu ada campur tangan pemerintah untuk memberikan pelatihan tambahan bagi lulusan SMK agar mereka lebih siap menghadapi dunia kerja.
Ia juga menyebut SMK Festival atau SMK Fest sebagai wadah strategis untuk mendorong semangat, kreativitas, serta potensi siswa SMK agar siap bersaing di dunia kerja dan turut mendorong pertumbuhan ekonomi Bali.
Koster menegaskan SMK Fest merupakan bagian dari pembangunan sumber daya manusia unggul dalam kerangka visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”, di mana kualitas tenaga kerja Bali telah terbukti diakui dunia, mulai dari Jepang, Australia, hingga Eropa.
“SMK Fest ini sangat penting karena memberikan siswa wawasan dan pengalaman nyata tentang dunia usaha dan industri,” kata Koster saat
Pada kesempatan itu ia juga menekankan pentingnya pembekalan keterampilan yang memadai bagi lulusan SMK, terutama bagi mereka yang ingin langsung terjun ke dunia kerja, baik di dalam maupun luar negeri.
Koster mengungkapkan tenaga kerja asal Bali, khususnya di sektor kapal pesiar dan kesehatan, dikenal di mancanegara sebagai pribadi yang produktif, rajin, tekun, jujur, dan aktif.
Ia menuturkan kisah inspiratif tentang pekerja asal Bali yang mendapat pekerjaan tambahan karena keterampilan seperti memotong rambut, mencuci, hingga pijat, meski tidak dipersiapkan secara formal oleh pemerintah.
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Provinsi Bali Ketut Ngurah Boy Jayawibawa mengatakan festival ini menjadi momentum kolaborasi antara pendidikan vokasi dengan Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Dunia Kerja (DUDIKA).
Kata dia hal itu sejalan dengan strategi revitalisasi SMK yang mencakup pengembangan SDM, kurikulum berbasis industri, link and match, hingga teaching factory.
Ia menyoroti pula pentingnya penggunaan media video dan portofolio digital dalam membangun keterampilan siswa, serta penguatan peran SMK sebagai motor penggerak ekonomi lokal berbasis kearifan lokal.
“SMK Fest menjadi ajang kompetisi siswa melalui berbagai lomba, seperti lomba seni, olimpiade siswa nasional, hingga lomba kompetensi siswa, yang diharapkan dapat mengasah talenta dan kemampuan mereka,” kata Boy.
Rektor Universitas Stekom Semarang, Joseph Teguh Santoso selaku penggagas sekaligus pendukung acara, turut menyoroti pentingnya keterlibatan siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) dalam festival ini, mengingat inklusi dalam pendidikan vokasi dan akses ke dunia kerja masih menjadi tantangan besar.
Ia berharap para pengusaha di Bali mulai membuka hati dan memberikan kesempatan kerja bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Secara keseluruhan, SMK Festival 2025 bukan sekadar ajang perlombaan, melainkan ruang pengembangan karakter, keterampilan, dan jiwa kewirausahaan, yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat pendidikan vokasi serta membuka jalan bagi generasi muda Bali menuju dunia kerja yang kompeten dan inklusif.***