Dunia Galeri Bali Kehilangan Sosok Maestro Pelukis Nyoman Gunarsa

13 September 2017, 23:00 WIB
Hendra Dinata

DENPASAR – Kepergian legenda seni lukis Bali Nyoman Gunarsa untuk selamanya mengejutkan banyak pihak terlebih dunia galeri atau museum tempat menyimpan karya-karya seni lukis seperti milik sang Maestro Gunarsa.

“Kami orang galeri merasa kehilangan seniman Nyoman Gunarsa yang terkenal dengan dedikasi dalam seni lukis,” tutur pemilik galeri Hendra Winata dalam perbincangan ringan, Rabu (13/9/2017).

Gunarsa sebagai sosok seniman yang telah berkontribusi nyata dalam memajukan seni lukis di Pulau Dewata. Menurut Sinyo, sapaan Hendra, terhadap sosok seniman yang memilik dedikasi tinggi dengan karya-karya yang telah dihasilkan dan harus tetap dilestarikan.

Untuk itu, Sinyo mengusulkan pemerintah daerah atau provinsi mengambil alih atau membantu agar karya-karya seniman besar seperti mendiang Gunarsa sehingga bisa dikenang orang-orang generasi muda akan sosok yang punya dedikasi tinggi.

“Beliau khan sosok tokoh seni lukis, yang pasti untuk mencari tokoh-tokoh lagi sekaliber Pak Gunarsa akan sulit, sehingga mudah-mudahan dengan cara seperti itu, generasi muda bisa mengikuti,” sambungnya.

Mendiang Gunarsa telah banyak mengajarkan dan memberikan contoh kehidupan sesorang yang punya dedikasi sebagai pelukis. Tokoh yang mampu melahirkan karya-karya bagus, memiliki mental bagus dan punya reputasi.

Dalam pandangan Sinyo, jika melihat di Klungkung tempat Gunarsa membangun museum, belum banyak masyarakat dari daerah lain yang bisa datang ke sana. Karena itu, dia mengusulkan agar pemerintah bisa membangun museum para seniman besar di lokasi yang setrategis seperti di Denpasar sebagai Ibu Kota Provinsi Bali.

Jika ada museum yang dibangun di kota maka hal itu akan menarik minat masyarakat daerah lain untuk datang melohat dari dekat. Bisa jadi, ada kolaborasi museum milik Gunarsa dan seniman lukis lainnya sehingga semakin banyak orang yang bisa menikmati karya-karya itu.

Pemerintah bisa mengambil inisiatif membuat museum lukisan karena sekarang ini yang lebih banyak membuat museum baru perorangan. Jadi, pemerintah bisa membeli beberapa lukisan kemudian menyimpan di museum dari karya-karya para seniman besar di Pulau Deawata.

Disinggung secara pribadi hubungannya dengan Gunarsa, Sinyo mengaku cukup akrab dan menjalin komunikasi sangat baik semasa Gunarsa masih hidup.

“Saya tidak pernah kalau bertemu beliau, tidak senyum menyapa dahulu, walaupun ada perbedaan pandangan itu awajat saja,” tandansya. sebagai manusia, lanjut Sinyo, tentu harus saling mengasihi satu sama lainnya.

“Yang saya rasakan dari dulu tidak pernah punya masalah, kita tetap berkawan tetap mendukung dedikasi pelukis-pelukis yang bagus,” tukasnya. Alangkah baiknya, kata Sinyo, pemerintah Provinsi Bali, agar mulai melakukan inventarisir sejarah pelukis hebat di Bali kemudian dicatat, dibukukan sejarah perjalanan hidupnya.

Mengambil contoh negara asing lainnya, maka harus ada museum yang strategis di kota sebagaimana ada di di luar Paris sehingga orang berduyun-duyun datang melihat karya seniman lukis. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini