DENPASAR – Badan Narkotika Nasional (BNN) diminta menggunakan ruang media sosial dalam dalam mengedukasi atas bahaya Narkoba di kalangan generasi muda. Pasalnya, selama ini, cara konvensional dengan biaya tinggi dirasa sebagian besar masyarakat kurang efektif .Sudah saatnya peran teknologi informasi digunakan.
“Konten dan fitur yang kaya visual mesti dikedepankan agar pesan yang disampaikan kepada audience lebihe fektif dan efesien,” ujar Sekretaris DPP Peradah Indonesia Bali I Komang Agus Widiantara, Kamis (16/3/17).
Widiantara menilai masalah bahaya narkoba dalam kacamata anak muda dinilai lumrah dan kurang seksi.
“Upaya dan keterlibatan generasi muda dalam memerangi narkotika juga dinilai hangat-hangat tahi ayam. Antusiasme hanya bersifat jangka pendek, sementara dan seremonial,” imbuhnya di sela Rapat Sinergitas Advodkasi Pembangunan Berwawasan Anti Narkoba kepada institusi Pemerintah dan Swasta yang berlangsung di Kantor BNNP Bali.
“Kegelisahan atas bahaya Narkoba belum diraskan semua lapisan, hanya Pemerintah dan instansi tertentu saja yang ngotot,” katanya. Bahaya Narkoba yang mengancam, terutama Bali sebagai destinasi Pariwisata dunia sudah barang tentu menjadiincaran.
Sudah banyak pula korban berjatuhan dari anak muda karena kecandua nobat terlarang tersebut.
Sementara, langkah preventif maupun edukasi selama ini kurang “diminati” dan dianggap hal yang biasa.
Padahal, pesan atau kampanye atas bahaya narkoba, mesti terus digelorakan mengingat peredaran narkoba terusgencar dilakukan sehingga merusakan masa depan generasi muda. Mahasiswa pasca sarjana IHDN Denpasar ini meminta, sudah saatnya edukasi yang dilakukan di ruang maya, yakni media sosial.
Hal ini dinilai strategis karena aktivitas seperti interkasi dan komunikasi nyaris tanpa jeda dilakaukan di akun-akun media sosial. “BNNP mesti memiliki terobosan untuk mendekati anak muda di media sosial, kontennya tentu harus menarik,” katanya mengingatkan.
Kabag Umum BNNP Bali, Sang Gede Sukawiyasa mengaku kewalahan dalam melakukan edukasi mengenai bahaya narkoba khususnya untuk segmen generasi muda. Selama ini pihaknya telah melakukan berbagai upaya, seperti tatap muka langsung,sosialisasi menggunakan media mainstream, hingga penyebaran flyer atas ancaman Narkoba.
“Dan sekarang kita mencoba terapkan sms blast.Jadi setiap saat kami mengirimkan informasi bahaya narkoba dengan pesan yang berbeda-beda,” jelasnya. (gek)