Ekonomi Bali 2024, Industri Jasa Keuangan Stabil, Kredit dan DPK Melesat!

Industri Jasa Keuangan (IJK) di Bali secara keseluruhan menunjukkan stabilitas yang baik, didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga

17 Februari 2025, 06:45 WIB

Denpasar – Pertumbuhan positif ditorehkan sektor perbankan Provinsi Bali hingga Desember 2024. Penyaluran kredit mencapai Rp112,31 triliun, tumbuh 6,81 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan pada periode yang sama tahun lalu sebesar 6,10 persen.

Secara keseluruhan, Industri Jasa Keuangan (IJK) di Bali menunjukkan stabilitas yang baik, didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga (OJK Bali).

Pertumbuhan kredit di Bali menunjukkan tren positif, terutama pada kredit investasi. Peningkatan sebesar 18,47 persen yoy, atau senilai Rp5,51 triliun, merupakan indikator kuat bahwa masyarakat semakin percaya dengan kondisi ekonomi Bali. Angka ini bahkan lebih baik dari pertumbuhan tahun sebelumnya yang sebesar 15,61 persen.

Sektor UMKM juga mendapatkan perhatian besar dalam penyaluran kredit di Bali, mencapai 52,50 persen dari total kredit.

Meskipun pertumbuhan sektor ini sedikit melambat, yaitu 5,99 persen, namun tetap menunjukkan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah.

Sementara itu, sektor konsumtif dan perdagangan masih menjadi primadona dalam penyaluran kredit di Bali. Keduanya mendominasi dengan pangsa masing-masing 34,14 persen dan 28,79 persen.

Sektor-sektor ekonomi di Bali terus menunjukkan geliatnya, tercermin dari pertumbuhan kredit yang positif. Dua sektor yang menonjol adalah Sektor Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha dan Sektor Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum. Keduanya mencatatkan pertumbuhan signifikan, masing-masing sebesar Rp2,35 triliun dan Rp1,71 triliun.

Kabar baik juga datang dari penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Perbankan di Bali berhasil menyalurkan KUR senilai Rp10,81 triliun sepanjang tahun 2024, melampaui target yang ditetapkan.

Lebih dari 137 ribu pelaku usaha kecil dan mikro merasakan manfaat KUR, dengan sektor perdagangan, pertanian, dan industri pengolahan sebagai penerima utama.

OJK Provinsi Bali memiliki komitmen yang kuat untuk mendukung program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Mereka terus mendorong perbankan untuk menyalurkan KUR kepada masyarakat, sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi UMKM.

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) di Bali terus menunjukkan pertumbuhan yang positif. Meskipun sedikit melambat dibandingkan tahun sebelumnya, pertumbuhan sebesar 13,85 persen tetap merupakan pencapaian yang baik. Total DPK yang berhasil dihimpun mencapai Rp189,75 triliun.

Peningkatan DPK ini didorong oleh berbagai faktor, namun yang paling signifikan adalah peningkatan tabungan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap perbankan di Bali semakin meningkat.

Pada Desember 2024, LDR perbankan di Bali mencapai 59,19 persen, sebuah indikator positif dari fungsi intermediasi.

BPR memiliki modal yang kuat, tercermin dari CR sebesar 14,83 persen dan CAR sebesar 34,89 persen. Kedua rasio ini berada di atas ambang batas yang ditetapkan.

OJK akan terus berupaya meningkatkan kinerja intermediasi perbankan, dengan fokus pada keseimbangan antara pertumbuhan pembiayaan dan likuiditas.
Kualitas kredit perbankan di Bali menunjukkan tren positif, dengan NPL gross turun dari 2,95 persen pada Desember 2023 menjadi 2,94 persen pada Desember 2024.

OJK menyadari pentingnya peran perbankan dalam perekonomian. Oleh karena itu, OJK akan terus memberikan dukungan melalui berbagai kebijakan yang dibutuhkan agar perbankan dapat terus tumbuh secara berkelanjutan.

Namun demikian, pertumbuhan ini harus tetap diimbangi dengan kehati-hatian dalam manajemen risiko. OJK akan memastikan bahwa perbankan selalu menerapkan prinsip-prinsip manajemen risiko yang baik agar kesehatan dan stabilitas sektor perbankan tetap terjaga.***

Berita Lainnya

Terkini