![]() |
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho/dok.Kabarnusa |
Denpasar – Perekonomian Bali perlahan menunjukkan pemulihan ditandai
pada triwulan III 2020 pertumbuhannya sebesar 1,66% (qtq) atau lebih tinggi
dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan lalu yang sebesar -7,24% (qtq).
Hal ini terlihat dari kenaikan nilai PDRB dari Rp 35,84 trilyun di Q2 menjadi
Rp 36,44 trilyun di Q3 2020.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengungkapkan,
perbaikan ini seiring implementasi strategi pemulihan ekonomi yaitu penerapan
tatanan kehidupan baru (program Clean Healthy Safety and Environment)
khususnya di sektor pariwisata.
“Dari 17 lapangan usaha, 11 diantaranya tercatat tumbuh positif dimana tiga
pertumbuhan tertinggi dialami lapangan usaha Jasa Pendidikan yang tumbuh
sebesar 3,98% (qtq),” sebut Trisno dalam siaran pers, Jumat (6/11/2020).
Diikuti sektor jasa lainnya yang tumbuh sebesar 3,86% (qtq). Sedangkan
informasi dan komunikasi tumbuh sebesar 3,78% (qtq).
Sejalan mulai dibukanya wisatawan domestik, lapangan usaha penyediaan
Akomodasi dan Makan Minum, Transportasi dan Industri Pengolahan juga mencatat
pertumbuhan positif masing-masing sebesar 3,41% (qtq), 3,64% (qtq) dan 3,4%
(qtq).
Dari sisi penggunaan, perbaikan terjadi pada komponen Konsumsi Pemerintah
(21,76% qtq), Ekspor Luar Negeri (11,17% qtq), dan Investasi (32,68% qtq).
Sedangkan Konsumsi Rumah Tangga masih tumbuh terbatas (1,87% qtq).
Jika dilihat secara pertumbuhan tahunan (yoy), Bali masih mengalami kontraksi
sebesar -12.28% lebih rendah dari Q2 sebesar -11.02%.
Hal ini mengindikasikan bahwa, meskipun secara level terjadi peningkatan
dibanding Q2 2020, nilai PDRB Bali di Q3 2020 ini masih jauh di bawah nilai
PDRB di Q3 2019.
Pemulihan akan berlanjut pada triwulan IV 2020, seiring dengan perkiraan
membaiknya kondisi pariwisata, khususnya wisatawan domestik.
Hal ini
terkonfirmasi dari leading indicator jumlah kedatangan penumpang domestik di
bandara internasional I Gusti Ngurah Rai yang tercatat sebesar 121.937 orang
pada Oktober 2020, atau tumbuh 32,77% (mtm).
Optimisme pemulihan ini juga terkonfirmasi dari pengolahan big data google
trends yang mencerminkan bahwa minat wisdom dan wisman ke Bali sangat besar,
dimana pencarian travel di Bali tercatat lebih tinggi dibandingkan provinsi
lainnya di Indonesia maupun destinasi wisata lainnya di kawasan Asia.
“Peluang ini harus dioptimalkan, dengan tetap menjalankan protokol kesehatan
yang ketat, sehingga pemulihan aspek ekonomi dan kesehatan dapat berjalan
secara pararel,” Trisno menegaskan.
Untuk mempercepat pemulihan, penerapan teknologi dan digitalisasi merupakan
sebuah keharusan di era tatanan kehidupan baru.
Adanya kebiasaan baru dan awareness terhadap penularan wabah COVID-19, memaksa
konsumen (dan juga produsen) untuk cenderung menggunakan teknologi dalam
kesehariannya.
Pada saat terjadinya PSBB, industri e-Commerce menjadi tulang punggung bagi
aktivitas perdagangan di sektor riil agar tetap hidup. “Pelaku bisnis sebaiknya mengubah pola pikir untuk lebih mempertimbangkan
aktivitas bisnis secara on line.
“Secara bertahap, sektor informal maupun pedagang di pasar tradisional juga
akan dapat beralih ke arah teknologi digital pada industri e-Commerce,”
demikian Trisno. (rhm)