Eksploitasi Penyu untuk Pariwisata di Bali Dikecam

3 Desember 2013, 06:40 WIB

Kabarnusa.com, Jembrana – Maraknya eksploitasi penyu untuk kepentingan wisata di Bali jika dibiarkan dapat mengancam kelangsungan hidup satwa langka itu.

ProFauna Indonesia menemukan banyak kasus di mana hewan langka itu dieksploitasi besar-besaran untuk kepentingan bisnis.

Eksploitasi terjadi dalam beberapa bentuk, antara lain memelihara penyu dewasa dalam bak-bak penampungan yang digunaka untuk wisata.

“Orang bisa berfoto bersama dengan penyu itu bahkan juga bisa menduduki penyu tersebut namun dengan membayar sejumlah uang,” ujar juru bicara Bayu Sandi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (3/12/2013).

Padahal penyu-penyu itu ditangkap dari perairan laut di luar Bali, kemudian nasib penyu itu tidak jelas setelah cukup lama dipajang.

Tukik itu baru akan dilepas ke laut jika ada orang yang membayar atas nama donasi.

Bentuk eksploitasi lainnya dengan semakin banyaknya orang atau kelompok masyarakat yang memelihara tukik (anak penyu) dalam bak-bak kecil dalam waktu lama.

Eksploitasi terbagi dalam tiga bentuk yaitu perdagangan daging penyu, perdagangan telur penyu da penggunaan penyu untuk wisata yang mengabaikan kesejahteraan penyu.

Dalam tiga tahun terakhir ProFauna mencatat sedikitnya ada 13 kasus perdagangan penyu dan telurnya yang terungkap di Indonesia. Lokasi kasusnya kebanyakan berada di Bali dan Kalimantan Timur.

Untuk itulah, pihaknya terus mengkampanyekan dan mengajak masyarakat peduli akan pelestarian penyu seperti dilakukan di Kabupaten Jembrana, pada hari Minggu 1 Desember 2013.

Dalam kampanye didukung beberapa organisasi seperti Turtle Foundation, SOS Sea Turtles dan Born Free Foundation itu ProFauna mengecam semakin banyaknya eksploitasi penyu yang berkedok konservasi.

Juga, eksploitasi lainnnya telur-telur penyu justru dibeli dari nelayan.

“Pemelihara tukik itu mau membeli telur penyu, karena ketika tukik itu dilepas mereka akan mendapatkan uang yang lebih besar dari wisatawan yang melepas tukik,” imbuhnya diamini aktivis lainnya Jatmiko Wiwoho. (gek)

Berita Lainnya

Terkini