Pontianak – Ikan hias endemik Indonesia, Arwana Super Red asal Kalimantan Barat, terus menunjukkan dominasinya di pasar global.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat keberhasilan ekspor ikan unggulan ini ke 14 negara tidak hanya signifikan memperkuat devisa negara, tetapi juga menegaskan posisi Indonesia sebagai pemain kunci dalam pengelolaan sumber daya perikanan bernilai tinggi secara berkelanjutan.
Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan, Koswara, pada Jumat (3/10) di Jakarta, menyoroti meningkatnya permintaan internasional terhadap Arwana Super Red.
“Arwana adalah ikon ikan hias kebanggaan Indonesia. Permintaan terus tumbuh, terutama dari pasar Asia, dan kini telah merambah pasar baru seperti Sri Lanka dan Suriname,” ujar Koswara, menandakan pengakuan dunia atas kualitas budidaya arwana di Indonesia.
Data KKP menunjukkan pertumbuhan ekspor yang solid. Sepanjang tahun 2024, ekspor arwana formosus dari Kalimantan Barat mencapai 161.066 ekor, dengan tiga tujuan utama: China (89%), Vietnam (8%), dan Taiwan (3%).
Sementara itu, untuk periode Januari hingga 29 September 2025, tercatat 573 dokumen ekspor dengan total pengiriman 105.357 ekor arwana ke 14 negara, termasuk ekspansi ke Asia Selatan dan Amerika Latin.
Dalam rangka menjaga kelestarian spesies dan mematuhi aturan internasional, KKP menekankan bahwa seluruh kegiatan ekspor arwana wajib mengikuti regulasi ketat.
Arwana Super Red merupakan jenis ikan yang dilindungi penuh dan termasuk dalam Appendiks I CITES.
“Perdagangan arwana diatur melalui Permen KP No. 61/2018 dan Kepmen KP No. 1/2021. Pengawasan kami lakukan ketat untuk memastikan kelestarian spesies,” jelas Koswara.
Lebih dari sekadar kontribusi ekonomi, kesuksesan ekspor ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat budidaya ikan hias dunia yang mengutamakan prinsip keberlanjutan.
KKP berkomitmen menjaga keseimbangan antara upaya konservasi dan kepentingan ekonomi.
Momentum peningkatan ekspor ini disimbolkan melalui pelepasan ekspor Arwana Super Red periode September 2025 yang dilakukan langsung dari Pelabuhan Dwikora, Pontianak.
Kegiatan ini bertepatan dengan kunjungan kerja spesifik Komisi IV DPR RI ke Kalimantan Barat serta dalam rangkaian Bulan Bakti Kelautan dan Perikanan.
Rombongan Komisi IV DPR RI yang dipimpin oleh Siti Hediati Hariyadi (Titik Soeharto) juga meninjau lokasi pengembangbiakan arwana di PT Wajok Inti Lestari, Kabupaten Kubu Raya.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, telah menegaskan pentingnya pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang berbasis keberlanjutan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.***