Tabanan – Sektor pertanian Bali menunjukkan geliat positif, khususnya pada komoditas kakao. Badan Karantina Indonesia (Barantin) bersama Komisi IV DPR RI baru-baru ini melakukan inspeksi langsung untuk memastikan kesiapan ekspor kakao blok 73% dari Tabanan, menegaskan komitmen pemerintah dalam meningkatkan daya saing produk pertanian Indonesia di pasar global.
Pada Jumat, 18 Juli 2025, Kepala Barantin, Sahat M. Panggabean, didampingi Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Soeharto (Titiek Soeharto), dan rombongan meninjau langsung sentra produksi kakao di Desa Tua, Kecamatan Marga, Tabanan. Kunjungan ini berfokus pada pemenuhan persyaratan fitosanitari untuk produk kakao blok yang akan diekspor ke Australia.
“Prioritas utama kami adalah memastikan ketertelusuran produk, jaminan mutu komoditas, dan bebasnya dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK),” tegas Sahat M. Panggabean.
Persyaratan ketat ini menjadi kunci untuk memastikan produk kakao Bali diterima tanpa hambatan di pasar internasional dan menjaga reputasi ekspor pertanian Indonesia.
Kepala Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Bali (Karantina Bali), Heri Yuwono, menyoroti keunggulan biji kakao Bali yang memiliki aroma dan cita rasa khas serta tekstur yang tidak mudah meleleh. Keunggulan ini menjadi nilai tambah strategis dalam persaingan pasar global, yang menuntut kualitas premium.
Data sertifikasi karantina menunjukkan performa ekspor yang menjanjikan. Pada tahun 2024, ekspor kakao dari Bali mencapai 372,3 ton dengan perkiraan nilai Rp1,6 miliar.
Komoditas ini diekspor dalam berbagai bentuk, meliputi kakao blok, biji, dan bubuk, menunjukkan fleksibilitas produk dalam memenuhi permintaan pasar. Berbagai negara tujuan ekspor kakao Bali meliputi Irlandia, Jepang, Lithuania, Australia, UEA, Jerman, Arab Saudi, Belanda, Tiongkok, dan Prancis, mengindikasikan jangkauan pasar yang luas.
Titiek Soeharto menekankan pentingnya edukasi dan pendampingan bagi petani dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk terus meningkatkan kualitas dan memenuhi standar ekspor. Dukungan ini krusial untuk menjaga keberlanjutan pasokan dan peningkatan volume ekspor.
Sahat M. Panggabean menegaskan, Barantin, melalui Karantina Bali, akan terus berupaya meningkatkan daya saing komoditas pertanian, perikanan, dan peternakan dari Bali. Hal ini termasuk fasilitasi registrasi di General Administration of Customs of the People’s Republic of China (GACC) dan berbagai persyaratan lain melalui program Go Ekspor.
Inisiatif ini diharapkan dapat membuka keran ekspor lebih lebar dan memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi pertanian lokal dan nasional. ***