![]() |
ilustrasi (dok.Kabarnusa) |
Kabarnusa.com – Terbentuknya Forum Komonikasi antar Parpol (Forkap) Jembrana oleh sejumlah partai politik untuk menggolkan kandidat wakil bupati di Pilkada Jembrana dinilai rapuh.
Diketahui, melalui rapat beberapa pimpinan partai yang diprakarsai Partai Hanura pada Minggu 22 Februari 2015, memantik reaksi elit politik lainnya.
Sejumlah pengurus partai lain yang tergabung dalam Forkap tersebut menilai koalisi yang terbentuk tersebut kerdil dan rapuh serta keputusannya bersifat pribadi, bukan keputusan partai.
Kordinator Cabang Partai Hanura Jembrana I Wayan Pinta Yadnya, melalui sambungan terlefon mengatakan, koalisi tersebut merupakan koalisi kerdil dan tidak akan bisa berbuat apa-apa dalam pilkada nantinya.
“Kalau dilihat dari hitung-hitungan suara koalisi itu, masih sangat di bawah. Lagi pula kalau koalisi itu mengusung calon wakil bupati, siapa yang bakal mengajaknya,” ujar mantan anggota DPRD Provinsi Bali ini, Senin 23 Februari 2015.
Lagi pula koalisi yang terbentuk tersebut sangat rapuh karena keputusan itu bukan keputusan partai, melainkan keputusan pribadi para ketuannya, terutama Hanura.
Mengingat keputusan tersebut sebelumnya tidak dimusyawarahkan atau tidak dibicarakan dengan para pengurus partai yang lain.
“Saya sendiri sebagai pengurus Korcab tidak pernah tahu dengan kegiatan itu. Saya tidak pernah diundang dalam kegiatan partai. Padahal saya sebagai pengurus dilengkapi dengan SK,” tegasnya.
Demikian halnya dengan pengurus lainnya, terutama di Hanura, dirinya yakin tidak pernah diajak musyawarah sebelumnya.
“Saya merasa disepelekan sebagai pengurus partai, kalau pimpinan menganggap saya pengurus seharusnya saya dikabari jika ada agenda partai. Apalagi ini menyangkut suatu keputusan,” imbuh Pinta.
Disamping itu keputusan koalisi yang akan mengusung AS sebagai calon wakil bupati, tidak memenuhi prosudur karena jika sudah menetapkan calon yang bakal diusung harus dikuatkan dengan keputusan DPD dan DPP.
Sedangkan di kabupaten hanya mendaftarkan jika sudah ada rekomendasi dari atasan.
“Saya yakin keputusan koalisi itu tidak akan terujud karena keputusan itu sifatnya keputusan pribadi, bukan keputusan partai,” pungkasnya. (dar)