Jakarta– Universitas Insan Cita Indonesia (UICI), kampus digital pelopor yang berfokus pada pemerataan pendidikan, secara resmi menyambut era kepemimpinan baru.
Prof. Dr. Asep Saefuddin, Guru Besar Statistika terkemuka, akan dilantik sebagai Rektor UICI periode 2025–2029, melanjutkan tongkat estafet dari Rektor sebelumnya, Prof. Dr. Laode Masihu Kamaluddin.
Acara Pelantikan dan Serah Terima Jabatan ini dijadwalkan berlangsung pada hari Rabu, 12 November 2025. Momen bersejarah ini dapat diikuti secara daring melalui Zoom Meeting dengan akses: Meeting ID: 892 2105 9898 dan Passcode: UICI.
Pelantikan ini dipastikan menarik perhatian publik dan akademisi, ditandai dengan kehadiran sejumlah tokoh nasional dan jajaran Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI).
Beberapa nama besar yang direncanakan hadir meliputi Koordinator Presidium Majelis Nasional KAHMI Rifqinizamy Karsayuda, Ketua MPTK Prof. Dr. R. Siti Zuhro, M.A., serta anggota Presidium KAHMI Ahmad Doli Kurnia dan Herman Khaeron.
Kehadiran mereka menunjukkan dukungan kuat ekosistem KAHMI terhadap perkembangan UICI sebagai kampus digital.
Selain itu, Ketua Dewan Penyantun UICI yang juga mantan Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah, dan anggota Dewan Penyantun UICI, Muliaman Hadad, juga direncanakan akan menjadi saksi pelantikan ini.
Prof. Asep Saefuddin membawa segudang pengalaman akademik dan kepemimpinan. Lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan University of Guelph, Kanada, ia dikenal sebagai pakar Statistika Terapan dan perencanaan strategis universitas.
Namanya melejit sebagai penggagas Strategic Planning IPB 2020, sebuah kerangka kerja penting yang merombak tata kelola riset dan pendanaan IPB berbasis kebijakan jangka panjang. Keahlian ini diharapkan mampu membawa lompatan besar bagi UICI.
Jejak kepemimpinannya pun tak diragukan lagi, ia pernah menjabat Rektor Universitas Trilogi (2013–2017) dan memimpin Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) selama dua periode (2017–2025).
Kepemimpinan Prof. Asep akan melanjutkan visi mulia yang digagas oleh Prof. Laode Masihu Kamaluddin, yaitu “Reaching the Unreachable” melalui konsep “Rural Bias Education”.
Gagasan ini menekankan pentingnya pendidikan yang berpihak pada masyarakat desa, menjadikan pendidikan sebagai instrumen pemerataan pembangunan dan mengatasi kesenjangan antara desa dan kota.
UICI, sebagai kampus digital, dirancang secara spesifik untuk mewujudkan visi ini: memastikan anak-anak muda di daerah terpencil dapat mengakses pendidikan tinggi berkualitas, dan pada akhirnya, mengubah desa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Dengan perpaduan visi pendiri dan kepiawaian manajerial Prof. Asep, UICI diharapkan semakin kuat melangkah sebagai pionir pendidikan digital yang inklusif dan transformatif di Indonesia. ***

