Festival JCW, Diharapkan Dongkrak Kunjungan Wisatawan

Dua tahun vakum tanpa gelaran festival akibat dampak pandemi COVID-19, DTW Jatiluwih menggelar festival bertajuk Jatiluwih Culture Week (JCW). Berkolaborasi dengan Poltekpar Bali, festival dengan skala kecil ini digelar selama dua hari, 15-16 Oktober 2022

16 Oktober 2022, 19:36 WIB

Tabanan – Festival Jatiluwih Culural Week (JCW) yamg digelar selama dua hari, Sabtu (15/10) – Minggu (16/10) diharapkan dapat mendongkrak kunjungan wisatawan di Daya Tarik Wisata (DTW) Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali yang selama dua tahun terakhir ini terpuruk dihantam Pandemi Covid-19

“Saat pembukaan kemarin kunjungan wisatawan ada peningkatan dibanding hari-hari sebelumnya. Kami berharap ke depannya jumlah kunjungan bisa kembali naik seperti sebelum Pandem Covid-19,” ujar Manager Operasional Badan Pengelola DTW Jatiluwih, I Nengah Sutirtayasa di sela-sela acara Festival JCW di hari kedua, Minggu (16/10/2022)

Menurut Sutirtayasa, Festival JCW ini digelar bekolaborasi dengan Politeknik Pariwisata Bali Jurusan Kepariwisataan Program Studi Diploma IV Manajemen Konvensi dan Perhelatan.“Kami terkendala anggaran jadi tidak bisa menggelar mandiri, kebetulan dari Poltekpar ada kegiatan yang disupport dananya oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif meminta kami berkolaborasi membuat event selama dua hari ini,” tambahnya.

Baca juga : Riza Taufiq Hasan Gantikan Ferry Adianto Jabat Dandim Tabanan

Even JCW yang bertajuk Rise of The World Heritage ini selama dua hari menggelar berbagai acara yang dipusatkan di space Jatiluwih yang berada di alam bebas. Hari pertama, festival ini diisi dengan manual brew competition atau meracik kopi, melukis mural, art painting, face painting, hingga pertunjukan musik oleh Bagus Wirata dan Robi Navicula.

Sedangkan hari kedua, JCW diisi dengan Cross Country Running, Senam Sehat, Awarding dan Doorprize, Penampilan Band Kartala, Talk Show dan pertunjukan musik Soul & Kith dan penampilan Balawan sebagai penutupnya.

Tak ketinggalan, ditampilkan juga pameran UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) selama dua hari yang menawarkan beragam potensi dan kuliner yang ada di Desa Jatiluwih di antaranya beras merah, beras hitam, kopi arabika, teh beras merah serta beragam kuliner tradisonal. “Melalui pameran di even ini, semoga produk yang kami tawarkan berupa Kopi Arabika, Teh Beras Merah dan Beras Hitam merk Leo Jatikuwih, ke depannya bisa lebih laris lagi,” ujar I Ketut Sugina Ariana, pelaku UMKM disabilitas dari Bajar Jatiluwih Kanginan yang ikut tampil dalam pameran UMKM di even JCV

Baca juga : Kenali Gangguan Ginjal Akut pada Anak, Diare hingga Produksi Urine Sedikit

Menurut Ketut Sugina Ariana, meski sehari-hari membuka usahanya di rumah, namun pada waktu-waktu tertentu usahanya rutin dikunjungi guide wisata yang membawa rombongan turis dari Jerman untuk membeli produk UMKM-nya. “Langganan saya umumnya wisatawan dari Jerman. Setelah ikut pameran semoga langganan saya bertambah tidak hanya wisatawan dari Jerman,” katanya berharap.

Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya saat membuka even JCW mengatakan, Kabupaten Tabanan memiliki tiga DTW unggulan yang Nyegara Gunung, yakni DTW Ulundanu Beratan, Bedugul, di tengah dengan pesona Pura dan Danau Beratannya, ada DTW Jatiluwih dengan pesona terasering persawahan yang menjadi heritage, dan di hulu ada DTW Tanah Lot, Beraban, Kediri yang menawarkan pesona Pura Tanah Lot dan pantai. Ketiga DTW ini merupakan sumber PAD yang penting bagi Kabupaten Tabanan dan terus ditingkatkan pembangunannya terutama Infrastruktur.

“Khusus DTW Jatiluwih, harus didukung dengan infrastruktur yang memadai seperti tempat parkir dan jalan yang lebar agar bisa meningkatkan kunjungan wisatawan. Ini PR besar bagi Pemerintah Kabupaten Tabanan, khususnya Dinas Pariwisata maupun stake holder terkait lainnya yang mendukung pariwisata di Jatiluwih. Mudah-mudahan ke depan, bisa dibuat sebuah konsep yang baik dan bagus ataupun master plan yang bagus untuk mengangkat Pariwisata Jatiluwih tanpa melanggar kawasan Heritage yang sudah ditetapkan Unesco,” ujar Sanjaya.***

Artikel Lainnya

Terkini