Jakarta – Saat menonton film Sayap-Sayap Patah Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko teringat kisah saat dirinya menjadi komandan lapangan operasi militer di Timor Timur.
Karya Rudi Soedjarwo ini, mengangkat kisah nyata peristiwa kerusuhan di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua Depok, pada 8 Mei 2018.
Dikisahkan, para narapidana kasus terorisme melakukan perlawanan dan menyandera 5 petugas Densus 88 yang bertugas. Akibat kerusuhan yang terjadi, 5 anggota Densus 88 meninggal dunia.
Film ini mengangkat sebuah peristiwa yang diangkat dari kisah nyata. Dengan belajar memaknai peristiwa, mereka akan mendapat input untuk bisa merumuskan kebijakan.
“Apalagi selama ini pekerjaan mereka berdekatan dengan pengambilan keputusan,” kata Moeldoko didampingi Produser Eksekutif film Sayap-Sayap Patah Denny Siregar, di Metropole XXI, komplek Megaria, Jakarta Pusat, Rabu (31/8/2022).
Film berdurasi 109 menit itu, ditonton Moeldoko yang mengaku mentraktir anak-anak muda KSP, untuk memberikan pelajaran tentang memaknai sebuah peristiwa.
Dikatakannya, film yang memotret salah satu anggota Densus 88 yang meninggal di saat sang istri hamil anak pertamanya, telah mengingatkan dirinya saat menjadi Komandan Lapangan dalam operasi militer di Timor-Timur.
“Saat itu tiga anggota saya meninggal. Dan Sepulang dari operasi di Timor-Timur, saya menghadapai situasi yang sulit saat bertemu Istri. Sama dengan adegan di film tadi. Itu situasi yang sangat sulit,” kenang Panglima TNI 2013-2015 ini.
Menurut Moeldoko, film Sayap-Sayap Patah bisa menjadi media sosialisasi dan edukasi bagi masyarakat terutama anak-anak muda, untuk peduli terhadap sebuah peristiwa yang menyangkut soal kemanusiaan.
“Siapapun yang melihat peristiwa yang menyangkut persoalan kemanusiaan, harus bisa memaknai peristiwa itu. Ini pelajaran dari film ini,” tandasnya.
Sejak tayang 18 Agustus 2021 itu, Film yang dibintangi oleh Nicholas Saputra dan Ariel Tatum ini sukses meraup hingga 1 juta penonton. ***